JAKARTA. Harga minyak kembali tertekan setelah sempat berada di atas US$ 50 per barel. Mengutip Bloomberg, Jumat (16/10) pukul 16.00 WIB, harga minyak kontrak pengiriman Desember 2015 di bursa New York Merchantile Exchange naik 1,3% dari sehari sebelumnya ke level US$ 47,52 per barel. Sedangkan dalam sepekan terakhir harga minyak turun 5,2%. Andri Hardianto, Research and Analyst PT Fortis Asia Futures menduga tekanan harga minyak saat ini sifatnya terbatas. Hingga akhir tahun ini, harga minyak berpotensi rebound setelah The Fed diperkirakan menunda kenaikan suku bunga tahun ini. Spekulasi ini menguat setelah data ekonomi AS kurang meyakinkan seperti data core retail sales bulan September yang turun menjadi minus 0,3% dari sebelumnya minus 0,1% dan data producer price index (PPI) yang anjlok ke angka minus 0,5% dari sebelumnya 0%.
Tekanan harga minyak cenderung terbatas
JAKARTA. Harga minyak kembali tertekan setelah sempat berada di atas US$ 50 per barel. Mengutip Bloomberg, Jumat (16/10) pukul 16.00 WIB, harga minyak kontrak pengiriman Desember 2015 di bursa New York Merchantile Exchange naik 1,3% dari sehari sebelumnya ke level US$ 47,52 per barel. Sedangkan dalam sepekan terakhir harga minyak turun 5,2%. Andri Hardianto, Research and Analyst PT Fortis Asia Futures menduga tekanan harga minyak saat ini sifatnya terbatas. Hingga akhir tahun ini, harga minyak berpotensi rebound setelah The Fed diperkirakan menunda kenaikan suku bunga tahun ini. Spekulasi ini menguat setelah data ekonomi AS kurang meyakinkan seperti data core retail sales bulan September yang turun menjadi minus 0,3% dari sebelumnya minus 0,1% dan data producer price index (PPI) yang anjlok ke angka minus 0,5% dari sebelumnya 0%.