KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pusat Statistisk (BPS) menyebutkan, tekanan inflasi beras makin melemah pada November 2023. Dari hasil perhitungan BPS, inflasi beras pada bulan lalu sebesar 0,43% mom dengan andil pada inflasi bulanan sebesar 0,04%. Kemudian bila dibandingkan dengan November 2022, inflasi beras tercatat 19,20% yoy dengan andil pada inflasi sebesar 0,58%.
Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS Moh. Edy Mahmud mengatakan, penurunan inflasi beras pada periode tersebut, didorong musim panen yang mulai tiba. “Beberapa wilayah penghasil beras mulai mengalami panen,” kata Moh. Edy, saat menjawab pertanyaan
Kontan.co.id, Jumat (1/12).
Baca Juga: Harga di Sejumlah Daerah Turun, BPS: Tekanan Inflasi Beras Semakin Melemah Panen di sejumlah daerah tersebut mendorong harga gabah dan harga beras premium di tingkat penggilingan mulai turun. Adapun harga gabah kering panen di tingkat petani turun 1,94%, serta harga beras premium di penggilingan turun 0,91%. Meski demikian, Moh. Edy mengaku penurunan harga beras belum signifikan, karena penurunan di tingkat petani maupun penggilingan tersebut belum sepenuhnya ditransmisikan ke tingkat g rosin maupun eceran. “Jadi, memang penurunan harganya baru sampai ke tingkat produsen dan penggilingan. Belum tertransmisikan ke pedagang pengecer,” jelas Moh. Edy.
Baca Juga: Pedasnya Harga Cabai Merah Sundut Inflasi November 2023 Kemudian, penurunan harga beras juga didorong oleh realisasi impor beras. Pasokan beras impor untuk penyaluran cadangan beras pemerintah, bantuan pangan, juga untuk stabilisasi harga beras. Secara tidak lansgung, penambahan stok impor tersebut akan menahan laju inflasi beras dan menciptakan efek psikologis terkait stabilisasi harga beras. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Khomarul Hidayat