JAKARTA. Bank Indonesia (BI) memperkirakan tekanan inflasi bulan September ini akan lebih rendah dari Agustus lalu. Ini karena tekanan harga dari kelompok makanan yang biasa disebut volatile food sudah mulai mereda. Hal ini disampaikan oleh Deputi Gubernur BI Hartadi A. Sarwono di sela mengikuti rapat dengan Badan Anggaran DPR, Rabu (22/9). "Tren inflasi September saya kira bagus. Kalau melihat survei, penyumbang inflasi terbesar dari kelompok makanan sudah terlihat cenderung menurun, itu kabar baiknya," ujarnya. Hartadi melihat, kelompok makanan dan efek dari perayaan Lebaran sudah selesai. Ini mengurangi laju inflasi September. Meski demikian, Hartadi menggarisbawahi potensi dorongan inflasi dari harga beras. "Ada satu komponen makanan yang sangat dipengaruhi harga internasional yaitu beras. Beras masih ada kecenderungan untuk naik dan itu akan berdampak pada kita, ini yang harus kami perhitungkan dengan lebih cermat," paparnya.
Tekanan inflasi bulan ini berkurang
JAKARTA. Bank Indonesia (BI) memperkirakan tekanan inflasi bulan September ini akan lebih rendah dari Agustus lalu. Ini karena tekanan harga dari kelompok makanan yang biasa disebut volatile food sudah mulai mereda. Hal ini disampaikan oleh Deputi Gubernur BI Hartadi A. Sarwono di sela mengikuti rapat dengan Badan Anggaran DPR, Rabu (22/9). "Tren inflasi September saya kira bagus. Kalau melihat survei, penyumbang inflasi terbesar dari kelompok makanan sudah terlihat cenderung menurun, itu kabar baiknya," ujarnya. Hartadi melihat, kelompok makanan dan efek dari perayaan Lebaran sudah selesai. Ini mengurangi laju inflasi September. Meski demikian, Hartadi menggarisbawahi potensi dorongan inflasi dari harga beras. "Ada satu komponen makanan yang sangat dipengaruhi harga internasional yaitu beras. Beras masih ada kecenderungan untuk naik dan itu akan berdampak pada kita, ini yang harus kami perhitungkan dengan lebih cermat," paparnya.