JAKARTA. Analis memperkirakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sesi II masih akan tertekan, terutama akibat aksi jual asing. Di sesi I, sentimen buruk penurunan proyeksi peringkat utang Indonesia oleh Standard & Poor's memberatkan pergerakan saham, sehingga IHSG minus 0,81% ke level 4.953,79. Satrio Utomo, analis Universal Broker Indonesia melihat koreksi indeks masih mengancam perdagangan sesi II. Hal ini dikarenakan tekanan jual asing yang tinggi, terkait penurunan peringkat utang Indonesia. Kebimbangan pemerintah dalam menentukan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) turut menyumbang revisi outlook Indonesia dari BB+ positif ke stabil."Investor asing sejak awal tahun berharap peringkat utang Indonesia akan naik lagi, karena itu mereka membeli dengan jumlah banyak. Tapi atas putusan ini, maka sekarang IHSG dilanda tekanan jual yang tinggi," ucap Satrio.Untuk level support, Satrio memprediksi akan berada pada level 4.950-4.960 dan untuk resistance pada level 4.975-5.000. Untuk saham yang dapat diperhatikan, Satrio merekomendasikan profit taking pada saham-saham ASII, BBRI, BMRI, BBCA dan juga saham BBNI. Senada, Analis Millenium Danatama Sekuritas Probo Sujono memperkirakan IHSG melemah terbatas di sisa paruh perdagangan akhir pekan ini. Investor akan terus melakukan profit taking. "Kurangnya porsi sinyal positif membuat pergerakan indeks sesi II mengalami pelemahan terbatas," kata Probo pada Jumat (3/5).
Tekanan jual asing tinggi, IHSG sesi II terancam
JAKARTA. Analis memperkirakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sesi II masih akan tertekan, terutama akibat aksi jual asing. Di sesi I, sentimen buruk penurunan proyeksi peringkat utang Indonesia oleh Standard & Poor's memberatkan pergerakan saham, sehingga IHSG minus 0,81% ke level 4.953,79. Satrio Utomo, analis Universal Broker Indonesia melihat koreksi indeks masih mengancam perdagangan sesi II. Hal ini dikarenakan tekanan jual asing yang tinggi, terkait penurunan peringkat utang Indonesia. Kebimbangan pemerintah dalam menentukan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) turut menyumbang revisi outlook Indonesia dari BB+ positif ke stabil."Investor asing sejak awal tahun berharap peringkat utang Indonesia akan naik lagi, karena itu mereka membeli dengan jumlah banyak. Tapi atas putusan ini, maka sekarang IHSG dilanda tekanan jual yang tinggi," ucap Satrio.Untuk level support, Satrio memprediksi akan berada pada level 4.950-4.960 dan untuk resistance pada level 4.975-5.000. Untuk saham yang dapat diperhatikan, Satrio merekomendasikan profit taking pada saham-saham ASII, BBRI, BMRI, BBCA dan juga saham BBNI. Senada, Analis Millenium Danatama Sekuritas Probo Sujono memperkirakan IHSG melemah terbatas di sisa paruh perdagangan akhir pekan ini. Investor akan terus melakukan profit taking. "Kurangnya porsi sinyal positif membuat pergerakan indeks sesi II mengalami pelemahan terbatas," kata Probo pada Jumat (3/5).