Tekanan masih menghadang emas



JAKARTA. Emas berhasil naik tipis (rebound) pada transaksi hari ini. Kondisi tersebut didukung oleh melesetnya data penjualan rumah Amerika Serikat (AS) pada Senin (22/9) yang di bawah ekspektasi.

Mengutip Bloomberg, Selasa (23/9) pukul 15.00, kontrak emas pengiriman Desember 2014 di Commodity Exchange berada di level US$ 1.217,78 per ons troi. Harga rebound setelah sempat menyentuh level US$ 1.208,80 per ons troi pada Senin (22/9). Ini merupakan level terendah sejak 2 Januari 2014.

Data Senin (22/9), data penjualan perumahan bekas AS bulan Agustus menunjukkan angka 5,05 juta. Angka ini lebih rendah dari perkiraan sebesar 5,21 juta. Sementara data yang dipublikasikan Selasa (23/9) mencerminkan positifnya ekonomi China. PMI manufaktur China bulan September mencetak angka 50,5. Indeks ini melampaui ekspektasi sebesar 50. Kedua data ini berdampak positif bagi emas.


Di sisi lain, Barclays Plc menyebutkan, permintaan fisik emas mulai bangkit karena harga emas sudah cukup rendah. Emas batangan tergerus pada kuartal pertama tahun ini akibat Bloomberg Dollar Index Spot yang naik ke level tertinggi empat tahun.

“Emas diperkirakan tetap bearish lantaran prospek ekonomi AS dan kekuatan dollar membaik. Bahkan meningkatnya permintaan saat harga rendah tak mampu mengangkat harga,” ujar Huang Wei, analis Huatai Great Wall Futures Co yang berbasis di Shanghai.

Permintaan di China dan India, pembeli terbesar emas umumnya meningkat pada kuartal keempat. Ini dilakukan sebelum musim pernikahan. Namun, di sisi lain, penguatan emas masih terhadang oleh prospek ekonomi AS yang kian membaik. Kondisi ini ditunjukkan oleh penjualan ritel bulan Agustus dan tingkat kepercayaan konsumen September yang naik ke level tertinggi dalam lebih dari satu tahun.

Ariston Tjendra, Head of Research and Analysis Division PT Monex Investindo Futures mengatakan, reboundnya emas ditopang oleh segelintir data ekonomi dari zona Eropa pada Selasa (23/9). Data ekonomi tersebut antara lain PMI manufaktur Jerman bulan September sebesar 50,3. Angka ini lebih rendah dari konsensus sebesar 51,3. Data ekonomi Eropa lainnya yang kurang menggembirakan adalah sektor jasa zona Eropa bulan September yang hanya membukukan angka 52,8. Angka ini juga lebih rendah dari ekspektasi 53,2.

“Data eropa yang negatif akan melemahkan euro dan menguatkan dollar AS. Pergerakan dollar AS biasanya berlawanan dengan harga emas,” ungkap Ariston.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie