Tekanan Nilai Tukar Rupiah Diperkirakan Berlanjut



KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah. Bahkan, volatilitas kurs diperkirakan masih ada pasca Donald Trump dilantik sebagai Presiden AS pada Januari mendatang.

Pada penutupan Senin (2/12), rupiah ditutup melemah 0,37% ke level Rp 15.905 per dolar AS pada pukul 15.00 WIB. Sementara itu, indeks dolar AS menguat 0,56% ke level 106,33.

Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro mengatakan, tekanan terhadap nilai tukar rupiah masih akan besar. Khususnya, tergantung pada penguatan indeks dolar AS.


Melihat historis sebelumnya, Andry menjelaskan bahwa pada periode pertama pemerintahan Trump, yakni satu hingga enam bulan pertama pasca dilantik sebagai Presiden AS, volatilitas mata uang saat itu sangat signifikan. 

Pada periode kedua pemerintahannya kali ini, ia memperkirakan ada tekanan sejalan dengan kebijakan-kebijakan yang belum bisa terprediksi. Hal ini akan memengaruhi suplai valas domestik.

Namun demikian, "Setelah itu, market bisa baca dan mulai normaliasi (pergerakan kurs)," kata Andry di Gedung BI, Senin (2/12).

Ramalan Andry, nilai tukar rupiah di sepanjang tahun ini rata-rata berada pada kisaran Rp 15.600 hingga Rp 16.000 per dolar AS. "Ini masih sesuai fundamental yang ada)," tambahnya.

Untuk meredam tingginya volatilias nilai tukar rupiah, Direktur Eksekutif Departemen Ekonomi dan Kebijakan Moneter Bank Indonesia (BI) Firman Mochtar memastikan bahwa BI akan melalukan intervensi, menetapkan BI-Rate yang sesuai dengan upaya menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.

"Saat ini, BI-Rate kami tahan dulu dengan pertimbangan fokus pada stabilitas nilai tukar," kata Firman. 

Tak hanya itu, BI juga melakukan intervensi melalui pasar spot, domestic non deliverable forward (DNDF), dan di pasar sekunder.

Selanjutnya: 9 dari 11 Indeks Sektoral di BEI Merah, IHSG Turun Lagi (2 Desember 2024)

Menarik Dibaca: 5 Zodiak Paling Beruntung di Tahun 2025, Finansial Meningkat Pesat

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Adinda Ade Mustami