JAKARTA. Kondisi makro ekonomi yang belum sepenuhnya membaik, menekan kinerja industri perbankan. Tanpa terkecuali kinerja Bank Mandiri Tbk, bank terbesar di Indonesia. Berdasarkan laporan keuangan konsolidasi yang dipublikasikan lewat situs perusahaan tersebut, www.bankmandiri.co.id, Sabtu (14/5), laba bersih Bank Mandiri yang bisa diatribusikan kepada pemilik hanya sebesar Rp 3,82 triliun pada kuartal I 2016. Ini berarti terjadi penurunan laba bersih hingga 25,68% jika dibandingkan perolehan kuartal I 2015 yang berjumlah sekitar Rp 5,14 triliun. Sebagai perbandingan, pada kuartal I-2015, laba bank milik pemerintah itu masih tumbuh tipis sekitar 4,3% dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2014.
Tekanan pada perbankan masih besar
JAKARTA. Kondisi makro ekonomi yang belum sepenuhnya membaik, menekan kinerja industri perbankan. Tanpa terkecuali kinerja Bank Mandiri Tbk, bank terbesar di Indonesia. Berdasarkan laporan keuangan konsolidasi yang dipublikasikan lewat situs perusahaan tersebut, www.bankmandiri.co.id, Sabtu (14/5), laba bersih Bank Mandiri yang bisa diatribusikan kepada pemilik hanya sebesar Rp 3,82 triliun pada kuartal I 2016. Ini berarti terjadi penurunan laba bersih hingga 25,68% jika dibandingkan perolehan kuartal I 2015 yang berjumlah sekitar Rp 5,14 triliun. Sebagai perbandingan, pada kuartal I-2015, laba bank milik pemerintah itu masih tumbuh tipis sekitar 4,3% dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2014.