KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah diprediksi cenderung bergerak datar menjelang rilis data inflasi Amerika Serikat (AS) di hari Rabu (10/5). Kemarin, nilai tukar rupiah cenderung tertekan karena dolar AS yang kembali menguat. Selasa (9/5), kurs rupiah di pasar spot melemah 0,21% ke level Rp 14.742 per dolar AS. Senada, rupiah Jisdor Bank Indonesia (BI) juga melemah 0,32% menuju level Rp 14.757 per dolar AS. Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mencermati, rupiah kemarin melemah setelah sentimen ketidakpastian global meningkat yang mendorong penguatan aset safe haven, terutama di pasar keuangan Asia.
“Ketidakpastian global meningkat usai laporan dari kondisi sektor perbankan AS yang cenderung memburuk di kuartal I-2023,” kata Josua kepada Kontan.co.id, Selasa (9/5). Josua melihat, rupiah berpotensi kembali bergerak melemah di perdagangan Rabu (10/5). Prediksi ini sejalan dengan sentimen perlambatan ekonomi global yang berpotensi mengganggu minat risiko secara umum. Baca Juga: Kompak, Rupiah Jisdor Melemah 0,32% ke Rp 14.757 Per Dolar AS, Selasa (9/5) Presiden Komisioner HFX International Berjangka Sutopo Widodo mengamati, aktivitas pasar relatif sepi menjelang rilis laporan Consumer Price Index (CPI) AS di Rabu (10/5) malam. Data ekonomi relatif sepi dan kurang berdampak bagi pergerakan rupiah. Kurs dolar AS kemarin menguat dengan pasar kredit yang ketat dan pinjaman bisnis yang lemah, tetapi tidak seburuk yang diperkirakan. Sementara, pasar saham AS ditutup datar pada perdagangan kemarin dan pasar Asia lemah dengan sedikit data. Baca Juga: Dolar AS Menguat, Kurs Rupiah Kembali Tertekan