JAKARTA. Rendahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) diperkirakan berimbas ke lelang surat utang negara (SUN) denominasi valuta asing di pasar domestik pada hari ini. Permintaan investor dalam lelang ini diperkirakan lebih rendah dari target indikatif yang ditetapkan pemerintah. Analis Millenium Danatama Indonesia Desmon Silitonga memperkirakan, total permintaan investor akan di bawah target indikatif pemerintah yang berkisar US$ 500 juta. "Kemungkinan total permintaan akan berkisar US$ 300 juta-US$ 400 juta," ujar Desmon, akhir pekan lalu. Desmon menyebut, masih fluktuatifnya nilai tukar rupiah akan memicu investor untuk mengambil sikap wait and see dalam lelang tersebut. Selain itu, likuiditas di pasar sekunder juga masih rendah. Dus, penyerapan lelang bisa di bawah target. Apalagi jika permintaan yield oleh investor terlalu tinggi. "Namun, pemerintah tetap akan memaksimalkan penyerapan untuk strategi front loading," ujar Desmon.
Sementara Analis Samuel Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan penerbitan SUN valas merupakan upaya pemerintah menjaga nilai tukar. "Penerbitan saat ini cukup tepat supaya cost of fund tetap murah. Pasalnya, The Fed belum menaikkan suku bunga acuan sehingga yield tidak akan tinggi," ujar Nico. Pemerintah akan menggelar lelang pada hari ini dengan menawarkan satu seri lawas yakni USDFR0001 (reopening) bertenor dua tahun. Seri ini akan jatuh tempo 15 Mei 2017. Surat utang ini membagikan kupon 3,5%. Adapun periode pembayaran kupon dilakukan setiap enam bulan setiap 15 Mei dan 15 November. Penjualan SUN tersebut menggunakan sistem pelelangan yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia sebagai agen lelang. Lelang bersifat terbuka (open auction), menggunakan metode harga beragam (multiple price). Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 43/PMK.08/2013 tentang Lelang Surat Utang Negara Dalam Mata Uang Rupiah dan Valuta Asing di Pasar Perdana Domestik, SUN dalam valuta asing di pasar perdana domestik hanya dapat dibeli oleh investor residen yang telah teregistrasi.