Tekanan saham sektor properti diprediksi berkurang di tahun depan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sudah terkoreksi sebanyak 8,15% sepanjang tahun ini, indeks saham sektor properti di tahun 2019 diperkirakan masih akan tertekan. Meskipun begitu, analis optimistis kinerja saham sektor tersebut akan lebih baik di tahun depan.

"Ini karena, ekspektasi suku bunga yang lebih stabil dan nilai tukar rupiah yang lebih stabil. Apalagi, pasarnya tetap ada," kata analis Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan kepada Kontan.co.id, Kamis (13/12).

Selain itu, kebutuhan perumahan atau backlog perumahan di 2019 masih relatif besar. Hanya saja, sektor properti masih dihadapkan pada kendala kebutuhan biaya untuk membangun properti. Ditambah lagi, tingkat suku bunga kredit pemilikan rumah (KPR) cenderung masih tinggi, mengikuti kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI7DRR).


"Kalau dua hal itu stabil, maka pasar properti akan membaik dibandingkan tahun ini," jelasnya.

Analis Mega Capital Sekuritas Adrian M Priyatna mengungkapkan, di tahun depan sentimen untuk sektor properti masih cukup berat, terutama karena kenaikan BI7DRR. Dampak dari kenaikan tersebut, sepenuhnya baru akan dirasakan tahun depan.

Walau demikian, kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed), nampaknya sudah mulai terbatas di 2019. Dengan begitu, kemungkinan BI akan membatasi kenaikan suku bunganya di tahun depan.

"Biasanya, di tahun politik konsumen akan lebih berhati hati dalam membeli properti," kata Adrian kepada Kontan.co.id, Kamis (13/12).

Ada juga sentimen dari tertundanya penyelesaian beberapa proyek infrastruktur, diperkirakan membuat investor menunda pembelian properti di tahun depan. Khususunya, pada properti yang lokasinya dekat dengan mangkraknya proyek infrastruktur.

"Diharapkan pada 2020 kondisi sudah lebih stabil, ditambah lagi tahun politik telah usai dan beberapa proyek infrastruktur harusnya sudah selesai," imbuhnya.

Namun, kata Adrian, investor masih memiliki pilihan melirik saham saham properti yang masih prospektif dari sekarang. Beberapa saham tersebut yakni, BSDE, CTRA, PWON dan SMRA.

"Untuk pilihan PWON karena recurring income yang kuat, BSDE dan CTRA valuasinya murah, sedangkan SMRA landbank-nya kuat," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat