Tekanan terhadap rupiah belum surut di pekan ini



JAKARTA. Rupiah tertekan hebat selama sepekan ini, meski sedikit menguat di akhir pekan. Pasangan USD/IDR di pasar spot, Jumat (22/11), sedikit melemah 0,04% menjadi 11.700 dibanding sehari sebelumnya. Namun, dalam sepekan, USD/IDR menguat 0,66%. Dollar AS di kurs tengah Bank Indonesia, kemarin juga sedikit turun 0,09% menjadi 11.706 dibanding Kamis (21/11). Namun, dalam sepekan dollar AS menguat 1,25% terhadap rupiah .

Rully Arya Wisnubroto,   analis pasar uang Bank Mandiri mengatakan, rupiah mendapatkan tekanan besar dari kekhawatiran pasar terhadap fundamental ekonomi dalam negeri yang belakangan ini semakin rapuh. Dari sisi global, spekulasi pasar terhadap percepatan pengurangan stimulus moneter AS juga semakin memberatkan langkah rupiah pekan ini. “Tekanan juga datang dari kekhawatiran pasar terhadap kinerja ekspor, khususnya setelah data manufaktur China kemarin dirilis memburuk,” katanya.

David Sumual, ekonom Bank Central Asia (BCA) memprediksi, isu pemangkasan stimulus moneter  yang kemungkinan baru akan dilakukan pada Januari tahun depan bisa memberikan kesempatan bagi rupiah untuk naik tipis.


Rully memperkirakan, aksi tunggu pasar terhadap rilis data neraca perdagangan dalam negeri akan membuat rupiah menguat tipis. Prediksi Rully, sepekan ke depan, rupiah di 11.100-11.700. Proyeksi David, rupiah di 11.600 - 11.800.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini