Tekanan terhadap rupiah diprediksi mereda pekan depan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kurs rupiah masih memiliki ruang untuk menguat terhadap dollar Amerika Serikat (As0 pada pekan depan.

Ekonom Bank Central Asia, David Sumual mengatakan, pekan depan sebenarnya ada beberapa data ekonomi krusial yang dirilis oleh pemerintah AS, seperti data non farm payroll dan data tingkat pengangguran. Jika hasilnya positif, bisa saja dollar AS kembali mendapat tenaga untuk menguat.

Di samping itu, ada agenda pertemuan Federal Open Market Committee pada tengah pekan depan yang cukup dinantikan para pelaku pasar.


Meski begitu, David yakin tekanan terhadap rupiah pada pekan depan tidak akan sebesar pekan sebelumnya. Ia beralasan, ketika FOMC nanti bisa saja pejabat The Federal Reserves memberi pernyataan yang mampu meredakan tekanan pasar. “The Fed pasti sadar kalau pasar global terus koreksi efeknya juga tidak baik untuk AS,” katanya.

Selain itu, pernyataan bahwa Bank Indonesia tidak menutup kemungkinan akan menaikan suku bunga acuan dapat menjadi katalis positif bagi pergerakan rupiah pada pekan depan. Sebab, investor menjadi yakin bahwa BI tidak ingin rupiah terus melemah.

David menambahkan, aksi ambil untung atas penguatan tajam dollar AS juga bisa membuat mata uang tersebut terkoreksi. “Ada momen yang membuat dollar AS melemah pada pekan depan,” katanya.

Dia memprediksi, rupiah akan bergerak di kisaran Rp 13.800-Rp 13.900 per dollar AS pada pekan depan.

Sebagai informasi, nilai tukar rupiah di pasar spot berada di level Rp 13.893 per dollar AS pada Jumat (27/4) pukul 17.00 WIB, atau stagnan dibandingkan Jumat pekan lalu. Namun, rupiah sempat menembus level Rp 13.975 per dollar AS pada Senin (23/4). Apabila dibandingkan perdagangan Kamis (26/4), rupiah masih melemah tipis 0,01%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini