Tekanan Wall Street Mereda Setelah Turun Berhari-hari



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tekanan di pasar saham Amerika Serikat (AS) mulai mereda setelah turun berhari-hari. Rabu (31/8), indeks utama Wall Street menguat ditopang rebound saham teknologi dan pertumbuhan setelah kemerosotan tiga hari di tengah kekhawatiran kenaikan suku bunga. Data payroll swasta yang lebih lemah dari perkiraan dan penurunan harga minyak membantu meredakan kekhawatiran inflasi.

Rabu (31/8) pukul 21.55 WIB, Dow Jones Industrial Average melemah tipis 0,04% ke 31.776. Sedangkan S&P 500 turun 0,06% ke 3.983. Sementara Nasdaq Composite menguat 0,15% ke 11.900.

Harga saham raksasa teknologi Apple Inc, Microsoft Corp, dan Alphabet Inc naik antara 0,9% dan 1,4% di awal perdagangan setelah terpukul dalam beberapa hari terakhir. Saham media sosial melonjak setelah Snap Inc mengatakan akan mengurangi 20% staf, merestrukturisasi unit penjualan iklan dan menutup proyek termasuk game seluler untuk fokus pada peningkatan penjualan dan jumlah pengguna Snapchat.


Baca Juga: Naik 0,27% Jelang Penutupan, Berikut Prediksi IHSG Untuk Kamis (1/9)

Saham Snap melonjak 11,4%. Sedangkan harga saham Twitter Inc, Pinterest, dan Meta Platforms bertambah antara 1,5% dan 5,8%.

Laporan ADP National Employment menunjukkan gaji swasta meningkat 132.000 pekerjaan pada Agustus. Angka ini jauh lebih rendah ketimbang perkiraan ekonom yang meramalkan pekerjaan 288.000.

Data pekerjaan yang lebih komprehensif dan diawasi ketat pada hari Jumat diperkirakan menunjukkan nonfarm payrolls naik 300.000 bulan lalu setelah mencatat kenaikan 528.000 di bulan Juli.

"Kami terus percaya bahwa ekonomi AS relatif kuat dibandingkan dengan Eropa. Tetapi The Fed tidak akan percaya bahwa inflasi akan turun sampai ada beberapa bulan penurunan harga," kata Jay Hatfield, chief executive officer di Infrastructure Capital Management di New York kepada Reuters.

Baca Juga: IHSG Menguat ke 7.178 Hari Ini, Investor Asing Mengoleksi Saham BBCA, BBNI, BMRI

Tiga indeks utama Wall Street berpotensi mencatat penurunan bulanan yang tajam. Menurut data Bloomberg, Dow Jones melemah 3,39% sejak awal Agustus. Pada periode yang sama, S&P 500 turun 3,36% dan Nasdaq melemah 4,31%.

Sementara itu, data ekonomi yang beragam menandakan berkurangnya tekanan harga. Pasar tenaga kerja yang ketat telah membebani pikiran investor menjelang September yang biasanya merupakan bulan dengan return rendah di pasar saham.

Saham energi turun 1,7% dan berkinerja buruk di pasar yang lebih luas karena harga minyak mentah AS turun 1,4% menjadi US$ 90,31 per barel di tengah kekhawatiran resesi. "Jika minyak turun itu berarti inflasi turun. Ada penurunan 5% dari harga minyak ke CPI inti," kata Hatfield.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati