JAKARTA. Harga minyak kembali bangkit setelah terkoreksi selama tiga hari berturut-turut. Kontrak minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman bulan September pada pukul 9.52 WIB, naik 0,14% ke level US$ 92,07 per barel, dari posisi kemarin di US$ 91,93 per barel. Analis Asia Kapitalindo Futures Suluh Adil Wicaksono menilai, dari sisi teknikal, harga minyak terus berusaha rebound dari kejatuhannya sejak 1 Agustus. Dia memprediksi, emas hitam ini berpeluang reli hingga akhir pekan. Pada pekan ini, minyak sudah menembus level support kuatnya di US$ 93.07 (Fibo 0.0) yang juga merupakan level terendah sejak 2 Agustus. Sedangkan, target rebound minyak terdekat adalah menuju level US$ 94.73 per barel (fibo 23.6%) dengan syarat menembus terlebih dahulu MA 14 (garis merah) dan menembus bearish trend line tersebut. "Sebelum akhirnya akan bertahan di kisaran US$ 94 hingga US$ 95 per barel," ujarnya, Kamis (4/8). Beberapa hal yang dapat mempengaruhi pergerakan minyak sampai akhir pekan ini antara lain ancaman penurunan peringkat utang AS oleh Moody's atau Standard & Poor. Sentimen ini berpeluang menggiring minyak bjatuh di bawah level US$ 90 per barel hingga $ 85 per barel. "Sebaliknya, jika minggu ini AS bisa mengatasi masalah plafon utang dan terlaksana implementasinya, maka harga minyak akan rebound kembali dan menetap di atas US$ 95 per barel," prediksi Suluh.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Teknikal: Minyak potensi rebound hingga akhir pekan ini
JAKARTA. Harga minyak kembali bangkit setelah terkoreksi selama tiga hari berturut-turut. Kontrak minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman bulan September pada pukul 9.52 WIB, naik 0,14% ke level US$ 92,07 per barel, dari posisi kemarin di US$ 91,93 per barel. Analis Asia Kapitalindo Futures Suluh Adil Wicaksono menilai, dari sisi teknikal, harga minyak terus berusaha rebound dari kejatuhannya sejak 1 Agustus. Dia memprediksi, emas hitam ini berpeluang reli hingga akhir pekan. Pada pekan ini, minyak sudah menembus level support kuatnya di US$ 93.07 (Fibo 0.0) yang juga merupakan level terendah sejak 2 Agustus. Sedangkan, target rebound minyak terdekat adalah menuju level US$ 94.73 per barel (fibo 23.6%) dengan syarat menembus terlebih dahulu MA 14 (garis merah) dan menembus bearish trend line tersebut. "Sebelum akhirnya akan bertahan di kisaran US$ 94 hingga US$ 95 per barel," ujarnya, Kamis (4/8). Beberapa hal yang dapat mempengaruhi pergerakan minyak sampai akhir pekan ini antara lain ancaman penurunan peringkat utang AS oleh Moody's atau Standard & Poor. Sentimen ini berpeluang menggiring minyak bjatuh di bawah level US$ 90 per barel hingga $ 85 per barel. "Sebaliknya, jika minggu ini AS bisa mengatasi masalah plafon utang dan terlaksana implementasinya, maka harga minyak akan rebound kembali dan menetap di atas US$ 95 per barel," prediksi Suluh.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News