KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Badan Riset dan Sumber Daya Manusia (BRSDM) Kementerian kelautan dan perikanan (KKP) berencana merilis teknologi LED untuk menjaring ikan bagi nelayan - nelayan di laut lepas dengan kapal bagan. Syarif Widjaya selaku Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia (BRSDM) menyebut bahwa teknologi ini dinilai lebih efisien ketika nelayan mencari ikan dari pada menggunakan lampu kapal berkekuatan 4000 watt. "Yang sudah di louncing dan akan di skaling up itu ada minapadi, dan kemudian LED ikan atau lampu untuk penarik ikan," kata Syarief, di KKP, Gambir, Kamis (27/12). Awalnya, LED ikan ini diluncurkan sebanyak 17 unit untuk digunakan oleh nelayan di perairan Sumatera Barat pada awal Desember ini. Ia melihat persaingan tersebut tidak sehat lantaran kapal dengan cahaya paling terang akan lebih banyak menangkap ikan. "Kapal bagan yang pakai lampu sangat terang membuat sumber daya kita terganggu, karena nelayan kecil lain bisa tersingkir dan kalah dengan kapal-kapal terang tadi," jelasnya. Cara penggunaan teknologi LED ikan ini adalah dengan memasukkan LED kedalam air dan LED ini tidak akan terlihat terang dari permukaan. Sistem kerja LED ikan ini adalah dengan menerangi klorofil dan otomatis ikan akan berkumpul. "Dan ternyata teknologi ini diterima dengan bagus, langsung Pemda Sumatera Barat mengatakan ingin pesan lebih banyak, jadi sekarang saya gandengan industri manufaktur untuk mulai memperbanyak paten yang sudah kita miliki dan bekerjasama dengan industri pabrik," jelasnya. Dengan biaya penelitiannya Rp 180 juta BRSDM mampu menghasilkan 20 prototype dengan biaya per satu prototype adalah Rp 9,5 juta selama dua tahun penelitian. Biaya ini sudah termasuk uji coba ke lapangan, dan juga sertifikasi lab. Ia berharap dengan penelitian yang dilakukan, mampu mengahsilkan produk industri yang membuka lapangan pekerjaan untuk membuat produksi lampu LED secara masal di Maret 2019 mendatang. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Teknologi LED ikan segera diluncurkan untuk nelayan
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Badan Riset dan Sumber Daya Manusia (BRSDM) Kementerian kelautan dan perikanan (KKP) berencana merilis teknologi LED untuk menjaring ikan bagi nelayan - nelayan di laut lepas dengan kapal bagan. Syarif Widjaya selaku Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia (BRSDM) menyebut bahwa teknologi ini dinilai lebih efisien ketika nelayan mencari ikan dari pada menggunakan lampu kapal berkekuatan 4000 watt. "Yang sudah di louncing dan akan di skaling up itu ada minapadi, dan kemudian LED ikan atau lampu untuk penarik ikan," kata Syarief, di KKP, Gambir, Kamis (27/12). Awalnya, LED ikan ini diluncurkan sebanyak 17 unit untuk digunakan oleh nelayan di perairan Sumatera Barat pada awal Desember ini. Ia melihat persaingan tersebut tidak sehat lantaran kapal dengan cahaya paling terang akan lebih banyak menangkap ikan. "Kapal bagan yang pakai lampu sangat terang membuat sumber daya kita terganggu, karena nelayan kecil lain bisa tersingkir dan kalah dengan kapal-kapal terang tadi," jelasnya. Cara penggunaan teknologi LED ikan ini adalah dengan memasukkan LED kedalam air dan LED ini tidak akan terlihat terang dari permukaan. Sistem kerja LED ikan ini adalah dengan menerangi klorofil dan otomatis ikan akan berkumpul. "Dan ternyata teknologi ini diterima dengan bagus, langsung Pemda Sumatera Barat mengatakan ingin pesan lebih banyak, jadi sekarang saya gandengan industri manufaktur untuk mulai memperbanyak paten yang sudah kita miliki dan bekerjasama dengan industri pabrik," jelasnya. Dengan biaya penelitiannya Rp 180 juta BRSDM mampu menghasilkan 20 prototype dengan biaya per satu prototype adalah Rp 9,5 juta selama dua tahun penelitian. Biaya ini sudah termasuk uji coba ke lapangan, dan juga sertifikasi lab. Ia berharap dengan penelitian yang dilakukan, mampu mengahsilkan produk industri yang membuka lapangan pekerjaan untuk membuat produksi lampu LED secara masal di Maret 2019 mendatang. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News