KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kemajuan teknologi yang pesat tak menjadi momok bagi industri perbankan. Sebaliknya, perbankan justru turut memanfaatkan teknologi untuk menopang pertumbuhannya. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (
BBRI, anggota indeks
Kompas100) merasakan betul hal ini. Pertumbuhan kredit perseroan, khususnya di segmen mikro berhasil ditopang melalui digitalisasi dengan aplikasi BRIspot. “Saat ini seluruh tenaga pemasar mikro BRI telah menggunakan BRIspot dalam melakukan proses kredit, dan hal tersebut terbukti efektif karena proses kredit mikro di kami menjadi lebih cepat,” kata Wakil Direktur BRI Sunarso di Jakarta, Rabu (24/4).
Sunarso memberikan contoh, pengajuan kredit secara konvensional membutuhkan waktu hingga dua minggu, dengan BRIspot seluruh proses tersebut bisa dipangkas hingga dua hari saja. Capain tersebut sejatinya juga belum bikin perseroan puas, Sunarso bilang BRIspot akan terus dikembangkan hingga dapat memproses pengajuan kredit hanya dalam hitungan jam. “Kami masih belum puas dengan capaian saat ini, itu bisa dalam hitungan jam selesai. sementara dari uji coba terakhir kami proses maksimum bisa dilakukan dalam waktu 14 jam,” sambungnya. Makanya sepanjang kuartal 1/2019 sendiri penyaluran kredit segmen mikro perseroan tumbuh menjadi Rp 284,11 triliun, atau tumbuh 13,17% (yoy) dibandingkan penyaluran pada kuartal 1/2019 senilai Rp 251,05 triliun. Segmen mikro sendiri turut menopang pertumbuhan total kredit perseroan sebesar Rp 854,47 triliun. Tumbuh 12,91% (yoy) dibandingkan kuartal 1/2018 senilai Rp 757,68 triliun. Bank plat Merah lain, PT Bank Mandiri Tbk (
BMRI, anggota indeks
Kompas100) juga turut mengandalkan teknologi bagi layanan yang dimilikinya, misalnya melalui layanan
cash management. “MCM membantu pelaku usaha mengelola arus kas secara
real time, layanan Host-to-host serta layanan Mandiri
payroll yang dapat membantu pelaku usaha mengoptimalkan likuiditas dan
benefit bagi karyawan,” kata
Senior Vice President Consumer Deposit Group Bank Mandiri Muhammad Gumilang di Jakarta, Kamis (25/4). Pria yang akrab disapa Gugie ini juga bilang bahwa bukan cuma korporasi besar yang bisa memanfaatkan layanan
cash management dari perseroan, melainkan juga para pelaku usaha kecil dan menengah.
Di samping itu, beberapa
benefit lain misalnya berupa kredit tanpa agunan (KTA) yang bisa dimanfaatkan para pekerja juga bisa dimanfaatkan oleh pelaku usaha yang menggunakan layanan tersebut. “
Benefit-nya Bagi kami juga kami tak perlu banyak melakukan mitigasi resiko sebab, sejak awal pelaku usaha ingin menggunakan Mandiri Cash Management, kami sudah menilai secara keseluruhan bagaimana badan usaha tersebut. sudah berapa lama berdiri, bagaimana pendapatannya, berapa pekerjanya,” jelas Gugie. Sedangkan hingga akhir tahun lalu, Mandiri mencatat ada 25 ribu pelaku usaha yang telah menggunakan layanan
cash management. Dengan jumlah transaksi mencapai 245 juta, dan nilai mencapai lebih dari Rp 8.000 triliun. Volume dan nominal tersebut masih-masing tumbuh 28,7% (yoy), dan 15,7% (yoy). Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi