Teknologi plug-in hybrid electric vehicle (PHEV) jadi prioritas jangka pendek



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Perindustrian (Kemprin) fokuskan untuk mengembangkan teknologi Plug-in Hybrid Electric Vehicle (PHEV) dalam jangka pendek untuk pasar kendaraan listrik di Indonesia.

Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transpotasi dan Elektronika (ILMATE) Kemprin, Harjanto mengatakan, untuk jangka pendek pihaknya cenderung mengembangkan teknologi PHEV. 

Meski infrastrukturnya belum terbangun, PHEV lebih efisien hemat energi dan ramah lingkungan. "Ada atau tidak ada infrastrukturnya kendaraan masih bisa jalan," kata Harjanto akhir pekan lalu.


Pengembangan kendaraan elektrifikasi (electrified vehicle) memang butuh tahapan-tahapan. Terkait dengan efisiensi maka kebijakan ini tidak bisa dilepaskan dari konsep energy security. "Kami inginnya full efficiency sehingga untuk tahap awal cenderung dikembangkan ke PHEV," katanya.

Selain bisa menghemat energi hingga 82%, PHEV juga menjadi kendaraan yang ramah lingkungan karena mampu menurunkan kadar CO2 yang signifikan seiring pemerintah menyiapkan infrastrukturnya secara bertahap.

"Selain itu melihat dari kondisi pasarnya, marketnya juga belum terlampau besar atau masih animo saja sehingga dibutuhkan infrastruktur pendukungnya, baik untuk industrinya maupun bagi penggunanya,” kata Harjanto.

Henrik Wigermo, Head of Governmental Affairs BMW South East Asia (ASEAN) menjelaskan dalam regulasi diperlukan adanya arahan yang jelas dari pemerintah. "Kita berharap regulasi tidak berubah-ubah agar tidak menyulitkan rencana jangka panjang kami ke depan," kata Henrik. 

Adapun dalam beberapa tahun ke depan, BMW akan perkenalkan 12 kendaraan Electric Vehicle (EV) dan 13 kendaraan plug in Hybrid di pasar global.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .