JAKARTA. Kinerja industri tekstil dan garmen diproyeksikan tumbuh signifikan pada tahun ini. Syaratnya, memiliki daya saing dan mendapat perhatian pemerintah. Salah satu dukungan yang dibutuhkan oleh industri ini adalah bahan baku produksi dan penurunan tarif listrik. Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Ade Sudrajat mengatakan, kepedulian pemerintah pada sektor manufaktur sangat diperlukan. "Soal penurunan harga listrik bagi industri belum jalan juga. Di industri tekstil antara 18%-25% energi yang digunakan berasal dari listrik," sebut Ade, Rabu (3/4). Setali tiga uang dengan Sekjen Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filamen Indonesia (APSyFI) Redma Gita Wiraswasta, yang mempertanyakan kepastian tentang pembatasan impor tekstil. "Impor harusnya dibatasi hanya untuk produsen yang mengekspor seluruh produknya," pinta dia.
Tekstil dan garmen meminta perhatian pemerintah
JAKARTA. Kinerja industri tekstil dan garmen diproyeksikan tumbuh signifikan pada tahun ini. Syaratnya, memiliki daya saing dan mendapat perhatian pemerintah. Salah satu dukungan yang dibutuhkan oleh industri ini adalah bahan baku produksi dan penurunan tarif listrik. Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Ade Sudrajat mengatakan, kepedulian pemerintah pada sektor manufaktur sangat diperlukan. "Soal penurunan harga listrik bagi industri belum jalan juga. Di industri tekstil antara 18%-25% energi yang digunakan berasal dari listrik," sebut Ade, Rabu (3/4). Setali tiga uang dengan Sekjen Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filamen Indonesia (APSyFI) Redma Gita Wiraswasta, yang mempertanyakan kepastian tentang pembatasan impor tekstil. "Impor harusnya dibatasi hanya untuk produsen yang mengekspor seluruh produknya," pinta dia.