JAKARTA. Industri tekstil menyambut positif keputusan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) menurunkan tarif listrik 12 golongan tarif non subsidi mulai Februari 2016. Penurunan tarif diharapkan bisa menjadi stimulus bagi industri tekstil untuk meningkatkan daya saing mereka. Ade Sudrajat Usman, Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) menyatakan, penurunan tarif listrik berpengaruh besar bagi industri tekstil. Sebab, produksi tekstil dan bahan baku tekstil mengandalkan listrik untuk produksi. "Kami harap penurunan tarif lebih dari Rp 100 per kwh, jika hanya Rp 100 per kwh saja, maka tak berpengaruh apa-apa bagi kami," kata Ade kepada KONTAN, Senin (25/1). Menurut Ade, penurunan tarif listrik sudah lama dinantikan pelaku industri tekstil, menyusul turunnya harga minyak dunia dan penurunan harga batubara. Dalam hitungan Ade, penurunan tarif listrik bulan Februari nanti seharusnya bisa lebih dari 10% atau bisa turun sekitar Rp 150 – Rp 200 per kwh.
Tekstil minta tarif listrik turun 10%-15%
JAKARTA. Industri tekstil menyambut positif keputusan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) menurunkan tarif listrik 12 golongan tarif non subsidi mulai Februari 2016. Penurunan tarif diharapkan bisa menjadi stimulus bagi industri tekstil untuk meningkatkan daya saing mereka. Ade Sudrajat Usman, Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) menyatakan, penurunan tarif listrik berpengaruh besar bagi industri tekstil. Sebab, produksi tekstil dan bahan baku tekstil mengandalkan listrik untuk produksi. "Kami harap penurunan tarif lebih dari Rp 100 per kwh, jika hanya Rp 100 per kwh saja, maka tak berpengaruh apa-apa bagi kami," kata Ade kepada KONTAN, Senin (25/1). Menurut Ade, penurunan tarif listrik sudah lama dinantikan pelaku industri tekstil, menyusul turunnya harga minyak dunia dan penurunan harga batubara. Dalam hitungan Ade, penurunan tarif listrik bulan Februari nanti seharusnya bisa lebih dari 10% atau bisa turun sekitar Rp 150 – Rp 200 per kwh.