Teladan Prima Agro Incar Kenaikan Pendapatan 5% di 2024



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten perkebunan sawit, PT Teladan Prima Agro Tbk (TLDN) memproyeksikan kenaikan pendapatan sebesar 5% dibandingkan dengan tahun 2023.  

Head of Corporate Finance and Strategy Teladan Prima Agro Wasisto Budi Sulistio menyatakan bahwa salah satu faktor pendukung kinerja keuangan adalah adanya upaya penghematan biaya produksi yang dilakukan oleh perusahaan pada tahun ini.

“Perusahaan juga memproyeksikan bahwa laba setelah pajak pada tahun 2024 akan tumbuh 10% dibandingkan tahun sebelumnya,” ungkap Wasisto, kepada KONTAN, Senin (8/7). 


Sebagai gambaran, pada kuartal I-2024 biaya produksi TLDN turun 13,7% dari Rp 744,10 miliar menjadi Rp 667,91 miliar atau lebih rendah Rp 76,19 miliar. 

Baca Juga: Penurunan PPh Badan Sektor Komoditas Mencapai Rp 91 Triliun pada Semester I-2024

Penurunan biaya produksi ini salah satunya dikontribusikan oleh lebih baiknya manajemen pengadaan dan aplikasi pemupukan yang memiliki porsi terbesar dalam komposisi biaya produksi, sehingga turut mendorong peningkatan laba bersih perusahaan hingga 34,6% yoy dalam tiga bulan pertama di tahun ini. 

Pihaknya berharap, penurunan biaya produksi seperti pada kuartal I-2024 ini dapat berlanjut hingga akhir tahun 2024. Hal ini disebabkan proses pengadaan kebutuhan pupuk tahun 2024 dan 2025 yang dilakukan lebih awal yaitu sejak akhir tahun 2023. 

“Dengan adanya upaya penghematan ini, Perseroan optimistis hingga akhir tahun target dari top line dan bottom line bisa tercapai,” imbuhnya. 

Di sisi lain, dalam usaha memenuhi target pertumbuhan usaha Perseroan dan untuk mendukung tercapainya proyeksi di tahun 2024, Perseroan akan terus berupaya memastikan struktur modal yang sehat, salah satunya dengan terus menjaga rasio liabilitas terhadap aset serta ekuitas. 

TLDN menganggarkan alokasi belanja modal atau capital expenditure (Capex) lebih dari Rp 300 miliar pada tahun 2024. 

Wasisto memaparkan, dana capex tahun ini utamanya akan dialokasikan untuk akuisisi perusahaan kelap sawit, penyelesaian pembangunan kernel crushing plant (KCP) dan biogas power plant (BPP), serta pemeliharaan infrastruktur dan bangunan di kebun dan pabrik. 

“Adapun sampai saat ini terdapat dua perusahaan kelapa sawit yang masuk dalam daftar akuisisi dan saat ini masih dalam proses uji tuntas untuk mengidentifikasi potensi dan risiko perusahaan terkait,” sebut dia. 

Sebagai catatan, pendapatan dari kontrak dengan pelanggan TLDN mengalami penurunan 10,14% menjadi Rp 858,64 miliar di tiga bulan pertama tahun 2024. Dibandingkan pendapatan di kuartal I-2023 sebesar Rp 955,56 miliar.

Sedangkan dari sisi bottom line, TLDN mencatatkan laba bersih sebesar Rp 70,24 miliar di kuartal I-2024. Angka ini naik 34,6% dari periode yang sama tahun lalu.

Baca Juga: Usai Kutip Cuan dari Buah Sawitnya, Korporasi Ini Menuai Setrum dari Limbahnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tri Sulistiowati