JAKARTA. Sejumlah pelaku usaha e-commerce di bidang finansial bersatu mendirikan asosiasi. Asosiasi ini bernama FinTech Indonesia. John Patrick Ellis, salah satu inisiator pendiri FinTech Indonesia menjelaskan, FinTech merupakan asosiasi penyelenggara teknologi jasa finansial.
Menurutnya, penetrasi e-commerce jasa finansial di Indonesia masih sangat mini. Besarnya kurang dari 1% dari total transaksi ritel di Indonesia. Untuk itu, Ellis yang juga merupakan CEO Cekaja.com menggandeng pelaku e-commerce lainnya seperti Bareksa.com, Doku, Kartuku, M-saku dan Veritrans untuk membentuk FinTech Indonesia. "Potensi e-commerce di Indonesia sangat besar. Hal ini didukung oleh ketersediaan internet sehingga penggunaan aplikasi jasa keuangan menjadi lebih cepat," ungkap J.P, sapaan John Patrick Ellis, Kamis (12/11). Laporan dan Scorecard The Brookings Financial and Digital Inclusion Project (FDIP) mengevaluasi akses dan penggunaan layanan keuangan yang terjangkau oleh lapisan bawah di 21 negara.
Pemeringkatan dilakukan berdasarkan empat parameter utama, yaitu komitmen negara yang bersangkutan atas kebijakan inklusi finansial, kapasitas mobile, lingkungan kebijakan dan tingkat adopsi atas layanan keuangan tradisional dan digital. Adapun hasilnya, Indonesia masih terseok di peringkat ke-13 dari 21 negara dengan skor 70%. Untuk itu, FinTech Indonesia merasa terdorong untuk memajukan jasa keuangan berbasis teknologi di Indonesia bersama pelaku industri lainnya seperti bank, asuransi, sekuritas dan manajer investasi. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Adi Wikanto