JAKARTA. PT Tiphone Mobile Indonesia Tbk (TELE) akhirnya memilih skema refinancing yaitu mencari pinjaman baru untuk membayar utangnya yang lama. Saat ini, TELE sudah mengantongi pinjaman senilai Rp 2,5 triliun. Ada empat bank yang berkolaborasi untuk memberi pinjaman ke emiten ritel telepon seluler dan voucer pulsa ini. Yaitu Standard Chartered Bank, Hongkong Shanghai Banking Corporation cabang Jakarta, PT Bank CIMB Niaga Tbk dan PT Bank Central Asia Tbk (BCA). Dalam surat keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia, kemarin (19/6), Sekretaris Perusahaan TELE Semuel Kurniawan menjelaskan, pinjaman itu terdiri dari pinjaman dalam rupiah Rp 1,87 triliun dan fasilitas utang dalam dollar AS sebesar US$ 47 juta.
TELE gaet pinjaman bank senilai Rp 2,5 triliun
JAKARTA. PT Tiphone Mobile Indonesia Tbk (TELE) akhirnya memilih skema refinancing yaitu mencari pinjaman baru untuk membayar utangnya yang lama. Saat ini, TELE sudah mengantongi pinjaman senilai Rp 2,5 triliun. Ada empat bank yang berkolaborasi untuk memberi pinjaman ke emiten ritel telepon seluler dan voucer pulsa ini. Yaitu Standard Chartered Bank, Hongkong Shanghai Banking Corporation cabang Jakarta, PT Bank CIMB Niaga Tbk dan PT Bank Central Asia Tbk (BCA). Dalam surat keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia, kemarin (19/6), Sekretaris Perusahaan TELE Semuel Kurniawan menjelaskan, pinjaman itu terdiri dari pinjaman dalam rupiah Rp 1,87 triliun dan fasilitas utang dalam dollar AS sebesar US$ 47 juta.