TELE kian perlente dari jualan iPhone



JAKARTA. PT Tiphone Mobile Indonesia Tbk (TELE) telah mengakuisisi distributor iPhone yang bermitra dengan Telkomsel, PT Mitra Telekomunikasi Selular (MTS). Manajemen TELE menargetkan, proses akuisisi rampung Februari 2013.

Analis Bahana Securities, Aditya Eka Prakasa menyebut, akuisisi MTS positif bagi TELE. Pasca akuisisi, TELE memperoleh jatah distribusi iPhone 500.000 unit selama tiga tahun. Artinya, minimal TELE bisa menjual iPhone 150.000 unit per tahun. Hitungan Aditya, dari penjualan itu, kontribusi pada pendapatan konsolidasi bisa Rp 1 triliun per tahun.

Keuntungan lain, TELE bisa mengimpor produk Apple lain seperti iPad. MTS memiliki jatah mendistribusikan 250.000 unit iPad.


Nah, ini juga akan menguntungkan bagi TELE mengingat Apple akan merilis dua produk baru yakni iPad 4 dan iPad mini pada Februari 2013. Menurut dia, permintaan produk baru Apple itu bakal tinggi, sehingga potensi penjualan TELE ikut terangkat.

Analis Mandiri Sekuritas, Adrian Joezer bilang, selain MTS , dua perusahaan lain yakni PT Sinar Eka Selaras (SES) milik PT Erajaya Tbk dan PT Surya Citra Multimedia juga menguasai penjualan iPhone di Indonesia.

Tapi, sebagai distributor iPhone yang bekerjasama dengan Telkomsel, kata Adrian, penjualan MTS lebih stabil. Proyeksi dia, MTS mampu menambah pendapatan TELE hingga Rp 1,4 triliun per tahun. "Laba operasi TELE juga akan bertambah hingga 20,3% pada 2013," imbuh dia.

Kantong TELE akan semakin tebal, karena TELE juga berencana mengakuisisi Megafon, distributor Samsung area Jabodetabek. Menurut Aditya, pangsa pasar Megafon cukup besar. Jabodetabek menyumbang 40% dari total penjualan ponsel merek Samsung di Indonesia.

Aditya yakin, Megafon dapat menambah pendapatan konsolidasi TELE hingga Rp 1,5 triliun per tahun. Pangsa pasar smartphone Samsung di Indonesia mencapai 22% atau ketiga terbesar.

Sayangnya, rencana TELE mengakuisisi PT Simpatindo, distributor vaucer pra-bayar Telkomsel terbesar kedua, harus tertunda. Kata Adrian, TELE kehilangan potensi tambahan pendapatan cukup besar dengan penundaan akuisisi tersebut.

Toh, Adrian memprediksi, TELE tidak kesulitan menaikkan kinerja keuangan di tahun ini. Perkiraan dia, TELE akan meraup laba bersih sebesar Rp 333 miliar di tahun ini, atau naik 73,4% dari proyeksi laba bersih di tahun 2012 sebesar Rp 192 miliar.

Karena prospek bisnis TELE yang masih menarik, ketiga analis tersebut merekomendasikan beli pada saham TELE. Adrian memberi target harga Rp 820 per saham mencerminkan price earning ratio (PER) 10,9 kali di 2013.

Sementara Aditya memasang target harga TELE Rp 900 per saham dengan PER 13 kali. Adapun, Stanley menargetkan harga saham TELE di Rp 820 dengan PER sebesar 11,9 kali. Senin (28/1), harga saham TELE naik 1,56% menjadi Rp 650 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Avanty Nurdiana