TELE suntik modal anak usaha Rp 1,1 triliun



JAKARTA. PT TiPhone Mobile Indonesia Tbk (TELE) menambah modal dasar dan modal disetor kepada anak usahanya, yaitu PT Telesindo Shop. TELE menambah modal dasar sebesar Rp 800 miliar. Dengan begitu, jumlah modal dasar Telesindo terdongkrak menjadi Rp 1 triliun dari sebelumnya yang sebesar Rp 200 miliar.

Sedang, TELE menambah modal disetor sebesar Rp 360 miliar. Alhasil, modal disetor Telesindo naik dari Rp 100 miliar menjadi Rp 460 miliar. Penambahan modal dasar tersebut merubah komposisi kepemilikan TELE di Telesindo. Jumlah saham TELE di Telesindo menjadi 459.950 saham, dari sebelumnya hanya 99.950 saham. "Sedang, penambahan modal disetor untuk melunasi utang Telesindo kepada Bank DBS.," kata Semuel Kurniawan, Sekretaris Perusahaan TELE, Senin (27/2).

Telesindo memiliki utang Rp 360 miliar kepada PT Bank DBS Indonesia yang harus dilunasi pada 23 Maret 2012. Teelsindo memperoleh utang tersebut untuk kebutuhan modal kerja.


Untuk mendapatkan utang tersebut, Telesindo memberikan jaminan gadai atas deposito perusahaan yang disimpan di bank dengan nilai penjaminan sebesar Rp 36 miliar. Telesindo juga memberikan jaminan fidusia sebesar Rp 110 miliar.

Sumber dana untuk penyertaan modal tersebut diperoleh dari hasil dana penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO) TELE yang dilakukan pada Januari 2012. Dari IPO tersebut, TELE meraup dana Rp 418,5 miliar yang digunakan juga untuk kebutuhan ekspansi Telesindo dan modal kerja perusahaan dan anak usaha.

Tahun ini, TELE berencana menambah 350 outlet Telesindo. Satu outlet Telesindo rata-rata membutuhkan investasi sebesar Rp 200 juta. TELE juga ingin memperluas jaringan pusat layanan (service center) menjadi di 135 kota. Pada tahun ini, jaringan pusat layanan TELE masih berada di 25 kota. TELE juga akan menambah reseller dari 125.000 menjadi 250.000 di Indonesia.

Pada perdagangan kemarin, harga TELE ditutup tidak bergerak dari Rp 345 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Asnil Amri