Telekomunikasi Indonesia (TLKM) siap bawa 4 startup IPO tahun depan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) atau Telkom melalui MDI Ventures berencana membawa minimal empat portofolio investasi perusahaan rintisan (start-up) untuk melangsungkan penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) saham dalam periode dua tahun ke depan. 

Dalam keterangan resmi, MDI Ventures Singapore Kenneth Li mengatakan, pihaknya telah berdiskusi dengan sejumlah penjamin emisi (underwiter) terkait rencana IPO salah satu portofolio start-up tahun depan. 

Sayangnya, pihaknya belum dapat menyebutkan nama start-up tersebut, namun dipastikan perusahaan itu bergerak dalam bisnis software as a service (SaaS). Adapun satu start-up ditargetkan akan IPO pada kuartal I-2021.


Chief Operating Officer atau Portfolio Director MDI Ventures, Sandhy Widyasthana mengatakan, hingga saat ini MDI telah berinvestasi pada start up lokal dan global yang berada pada later stage. Ini artinya valuasinya sudah cukup besar dalam traction transaksi, revenue dan pelanggannya yang sudah cukup solid.

Baca Juga: Kapitalisasi pasar Telkom (TLKM) dipatok Rp 450 T di 2021, simak rekomendasi sahamnya

Sehingga, dalam rencana untuk membawa start up tersebut IPO, MDI melihat bahwa terdapat potensi dari Telkom Group untuk lebih meningkatkan performansi empat start up tersebut melalui program-program synergy. 

“Program Synergy ini antara start up dengan subsidiary Telkom group. Bulan kemarin kami melakukan event synergy Nex Be dan menghasilkan 96 potensi proyek synergy antara startup dengan subsidiary,” jelas Sandhy saat dihubungi KONTAN, Jumat (20/11). 

Sehingga dengan program-program sinergy tersebut dapat menjadi pendorong peningkatan valuasi start up. Dengan demikian dapat membantu perjalanan yang berhasil bagi start up untuk melakukan IPO.

“Kami melihat beberapa potensi dari startup yang kami invest untuk didorong segera IPO baik lokal maupun global,” jelasnya. 

Sebagai informasi sudah dua startup yang diinvestasi MDI Ventures telah melakukan IPO di Jepang dan Australia yakni Geniee, Inc. Hingga  saat ini sahamnya sudah tercatat di Tokyo Stock Exchange dan Whispir yang tercatat di Australian Securities Exchange.

Baca Juga: BEI: IPO perusahaan teknologi akan terjadi lebih cepat

Sedangkan di dalam negeri, portofolio startup-nya seperti Kredivo, Qlue dan Bahaso.

Sementara itu, Vice President Corporate Communication Telkom Arief Prabowo mengatakan bahwa pihaknya akan segera menginformasikan siapa saja empat start up yang akan IPO tahun 2021.  

“Kita tunggu saja ya apakah ada yang akan diunlock value. Nanti pada saat nya pasti akan kita sampaikan,” katanya. 

Pengamat Start Up, Heru Sutadi menilai di masa sebelum adanya pandemi Covid-19 saat ini semua start up memang memiliki ambisi untuk IPO. Hanya saja ia menilai justru ditengah ketidakpastian ini tidak semua investor memiliki hasrat untuk berinvestasi. 

“Semua memang berambisi IPO. Tapi ini masa pandemi dan resesi, tidak semua orang berhasrat untuk investasi,” katanya. 

Ia mengatakan, jika dalam kondisi normal, peluang menyerap investasi akan tergantung pada pasar yang akan digarap. Menurutnya saat ini target pasar pasar agak unik disebabkan oleh berbagai harga yang naik turun. 

Baca Juga: Bursa Shanghai tunda listing Ant Group, perusahaan Jack Ma, ada apa?

“Untuk di bidang start Up SaaS ini biasanya juga perlu solusi lengkap dari SaaS nya. Misal lnya menyangkut server atau pusat data. Pembayarannya juga kian kompetitif model nya,” jelasnya. 

Sehingga menurutnya, kesempatan besar untuk melakukan IPO adalah  start up yang memang sudah berjalan dengan memiliki pengguna yang banyak, sehingga pemasukan dan dalam jangka panjang tentu bisnisnya akan lebih maju. 

Selanjutnya: Unicorn Lokal Berencana Masuk Bursa Melalui IPO

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli