JAKARTA. Pemerintah Indonesia menyatakan dukungan dan kesediaannya berpartisipasi dalam Ekspedisi Internasional Samudra Hindia Kedua (2nd International Indian Ocean Expedition) dengan memberangkatkan tiga kapal riset. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Indroyono Soesilo saat acara penyambutan kapal asal Norwegia Dr Fridtjof Nansen di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, mengatakan dukungan tersebut disampaikan pemerintah Indonesia dalam mengambil peran penting Samudra Hindia bagi kehidupan. "Kami, Indonesia akan memberangkatkan paling tidak tiga kapal riset untuk bekerja bersama dalam Ekspedisi Internasional Samudra Hindia 2015-2018," katanya, Kamis (25/6). Ketiga kapal itu yakni Kapal Latih dan Riset (KLR) Madidihang 03, Kapal Riset Bawal Putih dan Kapal Riset Baruna Jaya. Indroyono mengatakan, ekspedisi untuk menjelajah Samudra Hindia punya peranan penting bagi Indonesia yang posisinya terapit oleh perairan tersebut dan Samudra Pasifik. "Kami sangat aktif di Pasifik, di barat Pasifik. Bahkan dalam memprediksi La Nina atau El Nino, kebanyakan pemantauan lautnya dari Pasifik. Dengan kegiatan ini, kami harap kita bisa menambah pemahaman juga ke Samudra Hindia," katanya. Samudra Hindia memiliki "Indian Ocean Dipole" yang memiliki dampak signifikan terhadap perubahan cuaca dan iklim. Perairan tersebut merupakan wilayah pengelolaan perikanan yang memberikan produksi tuna terbesar di Indonesia dengan produksi tahunan berkisar 105.000 MT hingga 180.000 MT. Namun, fenomena tersebut, menurut Indroyono, masih belum banyak dipelajari. Ia berharap, misi survei pelayaran tersebut bisa membuka tabir pengetahuan akan bagian barat dan selatan dari Samudera Hindia yang belum dieksplorasi. "Semoga dengan kegiatan ini, kita bisa lebih mengeksplor peran bagian barat Samudra Hindia yang penting tak hanya bagi Indonesia tapi juga dunia," katanya. Tiga kapal riset Indonesia, kapal riset Dr Fridtjof Nansen dan sejumlah kapal riset lainnya akan melakukan survei pelayaran persiapan Ekspedisi Internasional Samudra Hindia kedua atau 2nd International Indian Ocean Expedition bertajuk "Demonstration Survey in Preparation of IIOE-2". Pada ajang IIOE pertama tahun 1965, Indonesia mengirimkan satu kapal riset yakni RI Jalanidhi.
Teliti samudra Hindia, RI berangkatkan tiga kapal
JAKARTA. Pemerintah Indonesia menyatakan dukungan dan kesediaannya berpartisipasi dalam Ekspedisi Internasional Samudra Hindia Kedua (2nd International Indian Ocean Expedition) dengan memberangkatkan tiga kapal riset. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Indroyono Soesilo saat acara penyambutan kapal asal Norwegia Dr Fridtjof Nansen di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, mengatakan dukungan tersebut disampaikan pemerintah Indonesia dalam mengambil peran penting Samudra Hindia bagi kehidupan. "Kami, Indonesia akan memberangkatkan paling tidak tiga kapal riset untuk bekerja bersama dalam Ekspedisi Internasional Samudra Hindia 2015-2018," katanya, Kamis (25/6). Ketiga kapal itu yakni Kapal Latih dan Riset (KLR) Madidihang 03, Kapal Riset Bawal Putih dan Kapal Riset Baruna Jaya. Indroyono mengatakan, ekspedisi untuk menjelajah Samudra Hindia punya peranan penting bagi Indonesia yang posisinya terapit oleh perairan tersebut dan Samudra Pasifik. "Kami sangat aktif di Pasifik, di barat Pasifik. Bahkan dalam memprediksi La Nina atau El Nino, kebanyakan pemantauan lautnya dari Pasifik. Dengan kegiatan ini, kami harap kita bisa menambah pemahaman juga ke Samudra Hindia," katanya. Samudra Hindia memiliki "Indian Ocean Dipole" yang memiliki dampak signifikan terhadap perubahan cuaca dan iklim. Perairan tersebut merupakan wilayah pengelolaan perikanan yang memberikan produksi tuna terbesar di Indonesia dengan produksi tahunan berkisar 105.000 MT hingga 180.000 MT. Namun, fenomena tersebut, menurut Indroyono, masih belum banyak dipelajari. Ia berharap, misi survei pelayaran tersebut bisa membuka tabir pengetahuan akan bagian barat dan selatan dari Samudera Hindia yang belum dieksplorasi. "Semoga dengan kegiatan ini, kita bisa lebih mengeksplor peran bagian barat Samudra Hindia yang penting tak hanya bagi Indonesia tapi juga dunia," katanya. Tiga kapal riset Indonesia, kapal riset Dr Fridtjof Nansen dan sejumlah kapal riset lainnya akan melakukan survei pelayaran persiapan Ekspedisi Internasional Samudra Hindia kedua atau 2nd International Indian Ocean Expedition bertajuk "Demonstration Survey in Preparation of IIOE-2". Pada ajang IIOE pertama tahun 1965, Indonesia mengirimkan satu kapal riset yakni RI Jalanidhi.