Telkom akuisisi tiga perusahaan asing



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) akan merealisasikan ekspansi anorganik di tahun ini. Emiten plat merah itu akan mengakuisisi beberapa perusahaan untuk memperluas portofolio bisnisnya.

Sumber KONTAN yang mengetahui rencana ini mengatakan, ada tiga perusahaan yang bakal diakuisisi TLKM. Ketiganya merupakan perusahaan asing, yang berasal dari Malaysia dan salah satunya merupakan perusahaan terbuka yang tercatat di Bursa Singapura.

Kini, TLKM sudah masuk dalam tahap akhir transaksi itu. "Mudah-mudahan bisa closing di sisa akhir tahun ini," ujar sumber KONTAN, belum lama ini.


Namun, ia masih merahasiakan identitas ketiga perusahaan tersebut. Yang pasti, perusahaan yang akan diakuisisi TLKM bergerak di sektor financial technology (fintech) dan satelit.

Jika ditotal, nilai pasar ketiga perusahaan itu di atas Rp 10 triliun. TLKM akan menyiapkan pendanaan minimal Rp 5 triliun untuk memiliki sebagian saham perusahaan ini. "Tapi, tidak selalu menjadi pemegang saham mayoritas," imbuhnya.

Akuisisi ini merupakan bagian dari strategi TLKM yang mencanangkan 10 inisiatif merger dan akuisisi (M&A). Selain ketiga perusahaan tersebut, TLKM juga tengah membesarkan bisnis menara melalui anak usahanya, PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel).

TLKM akan menggabungkan bisnis Mitratel dengan anak usahanya yang lain, PT Telekomunikasi Seluler (Telkomsel). Proses konsolidasi tersebut diharapkan bisa berlangsung tahun depan.

Usai konsolidasi, TLKM akan mengakuisisi perusahaan menara lain, sehingga valuasi Mitratel makin besar. Saat ini, Mitratel merupakan perusahaan menara ketiga terbesar di Indonesia.

Pendanaan cukup

Ekspansi anorganik TLKM dinilai bakal positif untuk kinerja TLKM dalam jangka panjang. TLKM juga tak memiliki kendala dalam pendanaan. "TLKM mampu mendanai. Persiapan dana itu tidak akan mengganggu keuangannya," ujar David Sutyanto, Analis First Asia Capital, Kamis (19/10).

TLKM menganggarkan belanja modal (capex) tahun ini Rp 26,7 triliun–Rp 29 triliun. David menilai, TLKM masih punya banyak ruang untuk mencari dana eksternal. Apalagi, perusahaan ini punya kas internal Rp 19,07 triliun per Juni 2017.

Ia menambahkan, dengan alokasi dana sebesar itu, kemungkinan porsi saham yang bakal diakuisisi TLKM cukup besar. "Seharusnya memang mengambil saham dalam jumlah besar, jika ingin mengakselerasi pertumbuhan kinerjanya," ujar David.

Tapi, belakangan ini saham TLKM justru banyak dijual oleh investor asing. Berdasarkan data RTI, setidaknya dalam tiga bulan terakhir, net sell asing di saham TLKM sudah mencapai Rp 7,32 triliun. Karena itulah, David lebih merekomendasikan buy on weakness saham TLKM. "Tunggu harganya di bawah level sekarang," saran David.

Pada penutupan perdagangan kemarin, saham TLKM melemah 90 poin atau setara 2,09% ke level Rp 4.210 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini