Telkom cari mitra baru untuk Metra TV



JAKARTA. Setelah melepas 80% saham PT Indonusa Telemedia (Telkom Vision) kepada CT Corpora tahun lalu, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) akan kembali menempuh cara serupa tahun ini. Telkom berencana menjual 20% saham PT Metra TV yang dimilikinya.

Berdasarkan informasi dalam laporan keuangan Telkom per 30 Juni 2014, Telkom, melalui anak perusahaannya PT Multimedia Nusantara (TelkomMetra), mendirikan Metra TV pada 8 Januari 2013. Telkom menggadang Metra TV sebagai kendaraan bisnis TV streaming dan internet protocol TV (IPTV) bagi UseeTV.  Telkom memimpikan, kelak Usee TV bisa seperti Netflix Television, yakni penyalur konten televisi melalui over the top (OTT) dan streaming.

Namun, jauh panggang dari api. Meski sudah berdiri setahun lebih, Metra TV belum juga menguntungkan.


Mendapati kenyataan dan harapan besar yang tidak sinkron, Telkom lantas menempuh dua strategi demi mengerek kinerja Metra TV. Pertama, mengerek jumlah pelanggan Usee TV menjadi 10 juta pelanggan dalam lima tahun ke depan. Telkom mengklaim saat ini sudah merangkul 1,2 juta pelanggan.

Kedua, mendivestasi 20% saham Metra TV. "Kami tawarkan ide ini ke orang, kalau ada yang mau boleh ambil 20%,"kata Direktur Utama Telekomunikasi Indonesia, Arief Yahya, pekan lalu.

Arief memang tak menyebutkan berapa besar nilai pelepasan 20% saham Metra TV itu. Namun, dia memberi gambaran dengan membandingkan Usee TV dan Netflix. Kata Arief, rata-rata nilai belangganan Netflix saat ini adalah US$ 100 per orang dengan jumlah monthly active users (MAU) atau rata-rata pelanggan aktif bulanan adalah 10 juta pelanggan. Jadi, nilai Netflix adalah US$ 1 miliar.

Nah, dengan hitungan nilai berlangganan yang sama dan klaim rata-rata pelanggan aktif bulanan Usee TV 1,2 juta orang, berarti nilai Usee TV adalah US$ 120 juta atau Rp 1,4 triliun (1 US$ = Rp 11.700). "Berapapun nilai proyeksi 20% itu, kami akan investasikan kembali," kata Arief.

Mengenai calon pembeli, perusahaan berkode TLKM di Bursa Efek Indonesia itu mengaku telah menjajaki sejumlah calon investor. Sayangnya, perusahaan itu tak mau mengungkapkan siapa saja para calon peminang itu dan kapan target pelepasan saham direalisasikan.

Yang pasti, kedua strategi mengembangkan Metra TV berangkat dari pengalaman Telkom Vision yang merugi selama 16 tahun. Telkom belajar, bisnis TV yang cocok di Indonesia adalah free to air atau gratis.

Hanya, mustahil bagi Telkom untuk ikut nimbrung di bisnis free to air. Karena itu Telkom menggandeng mitra bisnis. "Metra TV komersial kalau partnernya sudah ada," tegas Arief. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anastasia Lilin Yuliantina