JAKARTA. PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom) akan mendukung transaksi pembayaran maupun pengiriman uang di Indonesia. Perusahaan milik negara tersebut berinisiatif untuk mengintegrasikan outlet para pelaku bisnis ke dalam transaksi keuangan secara elektronik. "Telkom mulai mengonsolidasikan seluruh kekuatannya dalam aspek-aspek melayani pelanggan dalam bidang micro finance," kata Muhammad Awaluddin, Direktur Enterprise and Wholesale Telkom dalam konferensi pers IndiFinance di Jakarta, Senin (25/3). Telkom akan memperluas outlet pembayaran ataupun pengiriman uang secara elektronik. Perluasan ini dilakukan Telkom melalui program IndiFinance (Indonesia Digital Finance), yakni menargetkan untuk mengintegrasikan 100.000 outlet dari para pelaku bisnis ke dalam platform yang telah dibangun Telkom untuk transaksi keuangan secara elektronik. Pelaku bisnis sendiri dapat dikelompokkan dalam tiga pilar besar BMC, yakni Biller, Merchant, dan Channel. Biller adalah penyedia jasa yang pada umumnya menagihkan biaya penggunaan jasa kepada pelanggannya secara bulanan, seperti Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Saat ini, sudah ada 26 biller yang bekerja sama dengan Telkom dan tahun ini ditargetkan mencapai 500 biller. Merchant adalah penyedia barang atau jasa yang bertransaksi dengan para pembelinya sewaktu-waktu, seperti toko, apotek, bengkel, restoran ataupun hotel. Saat ini, sudah ada 40 merchant yang bekerja sama dengan Telkom dan ditargetkan mencapai 5.000 merchant. Kemudian Channel adalah mitra pengelola outlet layanan pembayaran maupun kirim atau terima uang secara elektronik, seperti koperasi dan ritel modern. "Saat ini sudah ada 26.000 channel yang kerja sama dengan Telkom. Salah satunya Alfamart yang mempunyai 6.000 jaringan gerai di Indonesia," tandas Awaluddin. Dalam program yang menargetkan 100.000 pelaku transaksi keuangan BMC ini, Telkom akan memfokuskan diri pada mitra channel yang menjadi ujung tombak pemerataan layanan transaksi keuangan elektronik. Dua hal yang akan menjadi fokus Telkom dalam layanan channel ini, yakni remittance outlet dan payment outlet. Remittance outlet adalah layanan pengiriman uang global ataupun domestik di mana pengirim dan penerima tidak harus mempunyai rekening di bank. Payment outlet sendiri adalah layanan yang memberikan kemudahan dalam pembayaran berbagai macam tagihan maupun pembelian secara online. "Layanan ini diharapkan mampu menjangkau masyarakat luas, termasuk unbankable person (masyarakat non bank) hingga ke pelosok negeri," tukasnya. Adapun dana investasi yang digelontorkan untuk program ini, Telkom menyiapkan dana kurang lebih Rp 30 miliar, dengan target meningkatkan transaksi dari 20 juta transaksi per bulan menjadi 40 juta per bulan.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Telkom gelar IndiFinance
JAKARTA. PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom) akan mendukung transaksi pembayaran maupun pengiriman uang di Indonesia. Perusahaan milik negara tersebut berinisiatif untuk mengintegrasikan outlet para pelaku bisnis ke dalam transaksi keuangan secara elektronik. "Telkom mulai mengonsolidasikan seluruh kekuatannya dalam aspek-aspek melayani pelanggan dalam bidang micro finance," kata Muhammad Awaluddin, Direktur Enterprise and Wholesale Telkom dalam konferensi pers IndiFinance di Jakarta, Senin (25/3). Telkom akan memperluas outlet pembayaran ataupun pengiriman uang secara elektronik. Perluasan ini dilakukan Telkom melalui program IndiFinance (Indonesia Digital Finance), yakni menargetkan untuk mengintegrasikan 100.000 outlet dari para pelaku bisnis ke dalam platform yang telah dibangun Telkom untuk transaksi keuangan secara elektronik. Pelaku bisnis sendiri dapat dikelompokkan dalam tiga pilar besar BMC, yakni Biller, Merchant, dan Channel. Biller adalah penyedia jasa yang pada umumnya menagihkan biaya penggunaan jasa kepada pelanggannya secara bulanan, seperti Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Saat ini, sudah ada 26 biller yang bekerja sama dengan Telkom dan tahun ini ditargetkan mencapai 500 biller. Merchant adalah penyedia barang atau jasa yang bertransaksi dengan para pembelinya sewaktu-waktu, seperti toko, apotek, bengkel, restoran ataupun hotel. Saat ini, sudah ada 40 merchant yang bekerja sama dengan Telkom dan ditargetkan mencapai 5.000 merchant. Kemudian Channel adalah mitra pengelola outlet layanan pembayaran maupun kirim atau terima uang secara elektronik, seperti koperasi dan ritel modern. "Saat ini sudah ada 26.000 channel yang kerja sama dengan Telkom. Salah satunya Alfamart yang mempunyai 6.000 jaringan gerai di Indonesia," tandas Awaluddin. Dalam program yang menargetkan 100.000 pelaku transaksi keuangan BMC ini, Telkom akan memfokuskan diri pada mitra channel yang menjadi ujung tombak pemerataan layanan transaksi keuangan elektronik. Dua hal yang akan menjadi fokus Telkom dalam layanan channel ini, yakni remittance outlet dan payment outlet. Remittance outlet adalah layanan pengiriman uang global ataupun domestik di mana pengirim dan penerima tidak harus mempunyai rekening di bank. Payment outlet sendiri adalah layanan yang memberikan kemudahan dalam pembayaran berbagai macam tagihan maupun pembelian secara online. "Layanan ini diharapkan mampu menjangkau masyarakat luas, termasuk unbankable person (masyarakat non bank) hingga ke pelosok negeri," tukasnya. Adapun dana investasi yang digelontorkan untuk program ini, Telkom menyiapkan dana kurang lebih Rp 30 miliar, dengan target meningkatkan transaksi dari 20 juta transaksi per bulan menjadi 40 juta per bulan.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News