Telkom gelontorkan Rp 3,5 triliun untuk buyback



JAKARTA. PT Telekomunikasi Indonesia Tbk telah menggunakan dana Rp 3,5 triliun untuk membeli kembali saham (buyback) di pasar. Perseroan ini siap melanjutkan aksi tersebut di semester II-2012.

"Hingga saat ini (realisasi buyback) sudah 70% dari total dana yang ditargetkan," ujar Honesti Basyir, Direktur Keuangan Telkom di Jakarta, Jumat (3/8) lalu.

Emiten berkode TLKM ini mengalokasikan dana sekitar Rp 5 triliun untuk program buyback. Dana itu digunakan untuk membeli sekitar 645,16 juta atau 3,2% saham seri B di harga rata-rata Rp 7.200 per saham.


TLKM ingin program buyback saham bisa membantu mendongkrak harga saham TLKM. Kondisi pasar global yang tak menentu menyebabkan Indeks Harga Saham Gabungan bergerak fluktuatif. Ini kemudian berimbas ke pergerakan harga saham Telkom.

Selama tahun ini, harga rata-rata saham TLKM senilai Rp 7.906 per saham. Harga terendah terjadi Februari 2012 di Rp 6.750 per saham. Sedangkan Jumat pekan lalau, harga TLKM naik 0,56% menjadi Rp 8.950 per saham. "Kami akan buyback kalau harga turun lagi, sekarang lagi naik," kata Honesti.

Berdasarkan ketentuan, emiten hanya boleh membeli kembali saham dari pasar ketika harga saham itu diperdagangkan lebih rendah atau sama dengan harga penutupan hari sebelumnya.

Bagi operator telekomunikasi pelat merah tersebut, tahun ini adalah program buyback yang keempat kalinya. Pertama, pada periode Desember 2005 hingga medio Juni 2007. Kedua, akhir Juni 2007 hingga Juni 2008. Ketiga, periode Juni 2008 hingga Desember 2009. Hingga ketiga periode itu, total treasury stock Telkom sebanyak 490,57 juta. Perinciannya, pada 2006 perseroan melakukan buyback atas 118,37 juta saham. Dilanjutkan pada 2007 sebanyak 126,36 juta dan 245,83 juta di 2008. Total dana yang digelontorkan mencapai Rp 4,26 triliun.

Analis AM Capital, Janson Nasrial, berpendapat buyback memang berfungsi mendongkrak harga saham. "Kenaikan harga TLKM sudah merefleksikan program buyback mereka," jelas dia.

Potensi pertumbuhan sektor telekomunikasi, menurut Janson, masih ada. Besarnya tingkat penjualan alat-alat telekomunikasi canggih seperti iPad dan iPhone merupakan cermin tingginya permintaan layanan data.

Janson memprediksi harga saham TLKM masih bisa menguat namun terbatas. Ruang geraknya ada di level Rp 9.000 per saham. Angka itu lebih tinggi 1,56% dari harga penutupan Jumat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sandy Baskoro