KONTAN.CO.ID - Di saat sibuk memberesi persoalan Satelit Telkom 1, PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom) Tbk mendapatkan proyek pembangunan kabel laut. Perusahaan pelat merah itu memenangkan kontrak pemeliharaan Sistem Komunikasi Kabel Laut (SKKL) yang menyambungkan Asia Tenggara hingga Amerika Serikat (SEA-US) untuk segmen barat. Telkom memenangi proyek SKKL SEA-US segmen barat tersebut melalui anak perusahaan bernama PT Infrastruktur Telekomunikasi Indonesia alias Telkom Infratel. Alhasil, kontrak yang terjalin adalah antara konsorsium SEA-USA segmen barat dengan Telkom Infratel. Panjang kabel laut tersebut mencapaig 3.392 kilometer (km). Konsorsium SEA-USA terdiri dari PT Telekomunikasi Indonesia International, Guam Telekom dan Globe Telecom. Telekomunikasi Indonesia International (Telin) tak lain adalah anak perusahaan Telkom yang lain.
SKKL SEA-US untuk segmen barat akan menyambungkan kabel Asia Tenggara hingga Amerika Serikat (SEA-USA) untuk segmen barat yang menyambungkan lima wilayah. Kelimanya meliputi Manado di Indonesia, Davao di Filipina Selatan, Piti di Guam, Honolulu di Pulau Oahu Hawaii serta Los Angeles, California yang masuk dalam wilayah Amerika Serikat (AS). Telkom optimistis, proyek SKKL SEA-US akan menjadi angin segar bagi bisnis perusahaan ini ke depan. "Ini merupakan rentetan sukses Telkom dalam mengembangkan infrastruktur global khususnya dengan mulai beroperasinya SEA-US sejak Agustus yang lalu yang membentang dari Manado ke LA," ujar Abdus Somad Arief atau yang akrab disapa Asa, Direktur Wholesale and International Services PT Telekomunikasi Indonesia Tbk saat dihubungi KONTAN, Selasa (5/9). Menurut kesepakatan bisnis, kontrak pemeliharaan kabel bawah laut atawa submarine cable akan berlangsung selama lima tahun ke depan. Hanya saja, manajemen Telkom tidak bersedia membeberkan nilai kontrak yang didapat.