JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali mencetak rekor baru. Kemarin, IHSG naik 1,38% menjadi 5.910,24 dan memperbarui rekor tertingginya sepanjang sejarah bursa. Nilai kapitalisasi pasar di bursa Indonesia pun nyaris mencapai Rp 6.500 triliun. Saat bersamaan, rekor itu memunculkan jawara baru. Adalah PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) yang memuncaki daftar emiten dengan kapitalisasi pasar terbesar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Pada penutupan transaksi Senin (3/7), TLKM mencatatkan kapitalisasi pasar sebesar Rp 455,62 triliun. Operator telekomunikasi pelat merah ini menggeser posisi PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP), yang melorot ke posisi ketiga dengan kapitalisasi pasar Rp 446,66 triliun.
Sedangkan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) kokoh di posisi kedua dengan kapitalisasi pasar Rp 447,49 triliun. Di akhir 2016, HMSP masih menjadi jawara kapitalisasi pasar BEI, diikuti TLKM dan BBCA. Kesuksesan IHSG memperbarui rekor penutupan tertingginya itu tidak lepas dari dorongan saham emiten berkapitalisasi jumbo. Kemarin, nilai total kapitalisasi pasar 10 emiten teratas di BEI mencapai Rp 3.133,26 triliun. Jumlah tersebut sudah menanjak Rp 410,05 triliun dibandingkan posisi akhir tahun lalu Rp 2.723,21 triliun. Kepala Riset BNI Sekuritas Norico Gaman berpendapat, investor memburu saham TLKM lantaran kinerja perusahaan ini terus membaik. Hal ini tercermin dari angka pembagian dividen yang terus meningkat setiap tahun. Ini menjadi nilai tambah bagi TLKM di mata investor. Tahun buku 2016, TLKM membagikan dividen Rp 13,55 triliun atau Rp 136,47 per saham. Ini merupakan dividen terbesar yang pernah dibagikan TLKM selama tiga tahun terakhir. Kapitalisasi pasar TLKM juga naik berkat pertumbuhan ekonomi Indonesia yang makin membaik. "Pertumbuhan ekonomi diprediksi jauh lebih baik dibandingkan tahun lalu dan mendorong daya beli masyarakat, sehingga TLKM ikut terkena dampak positifnya," kata Norico, kemarin. Kepala Riset Mirae Asset Sekuritas Taye Shim juga melihat TLKM mampu menangkap potensi dari pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam jangka panjang. Hal ini menyebabkan pelaku pasar, terutama investor asing, tertarik mengoleksi TLKM. Sebagai pemimpin pasar di sektor telekomunikasi, fundamental TLKM cukup solid. Penjualan TLKM tumbuh paling tinggi dibanding pesaingnya, yakni 12,64% di kuartal I-2017. Adapun pendapatan PT Indosat Tbk (ISAT) tumbuh 7%. "Bahkan pendapatan PT XL Axiata Tbk (EXCL) menurun 6,23%," ungkap analis Binaartha Parama Sekuritas, Muhammad Nafan Aji.
Sedang prospek bisnis dan saham HMSP terganjal sejumlah faktor. Misalnya, pembatasan iklan rokok, tempat merokok serta aturan cukai rokok. Tak heran harga sahamnya cenderung stabil. Hingga akhir tahun ini, Norico memprediksi saham sektor perbankan, telekomunikasi dan infrastruktur masih akan jadi raja di bursa. Ini dengan asumsi pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa terus bergerak positif. Norico dan Taye menjagokan BBCA dan TLKM hingga akhir tahun. Kedua saham ini diprediksikan bisa meraih momentum pertumbuhan ekonomi Indonesia. "Saham-saham ini bisa tumbuh 10% hingga akhir 2017," kata Norico. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Barratut Taqiyyah Rafie