Telkom mengunduh bisnis jasa sewa



JAKARTA. Pola pendapatan dari divisi enterprise and business services di segmen korporasi (EBIS) PT Telekomunikasi Indonesia Tbk, mulai berubah. Jika semula hanya dalam bentuk pendapatan menanamkan teknologi informasi (TI), kini bertambah dengan adanya potensi pendapatan menyewakan TI ke korporasi.

Itu terjadi karena beberapa klien korporasi Telekomunikasi Indonesia alias Telkom, mengubah haluan investasi. Gambarannya begini; membenamkan investasi TI membutuhkan duit investasi yang besar. Berbeda dengan hanya  menyewa layanan TI.

Para klien korporasi perlu mengubah haluan bisnis karena mereka harus lebih efisien di tengah ekonomi yang lesu. "Mereka mengubah strategi investasinya dari direct invesment ke IT outsourching, dimana investasi disediakan Telkom, yang mengoperasikan Telkom, kemudian kami diminta menjamin dengan service tertentu," terang Muhammad Awaluddin, Direktur Enterprise and Bussines Services PT Telkom Tbk, Rabu (2/9).


Tak cuma itu, klien korporasi yang mempertahankan investasi TI juga mengubah haluan investasi. Beberapa perusahaan meninjau ulang cara berinvestasi, dari semula investasi dalam satu tahap menjadi beberapa tahap.

Awaluddin mencontohkan, ada suatu klien perusahaan yang memilih membelanjakan 50% dana investasi TI tahun ini. Lantas, 50% sisa belanja TI baru akan mereka lanjutkan tahun depan.

Di antara sejumlah sektor usaha yang menjadi klien bisnis Telkom, perusahaan perbankan menjadi sektor terbanyak meninjau ulang rencana investasi TI tahun ini. Jumlah perusahaan perbankan mencapai 24% dari total klien bisnis korporasi Telkom.

Sayangnya manajemen Telkom enggan membeberkan nama-nama klien yang meninjau kembali investasinya. "Enggak banyak, hanya beberapa," dalih Awaluddin.

Meski sejumlah klien bisnis mengubah haluan bisnis, Telkom optimistis bisa memenuhi target pendapatan EBIS tahun ini. Asal tahu saja, perusahaan berkode TLKM di Bursa Efek Indonesia tersebut mengincar pendapatan EBIS sebesar Rp 11 triliun. Target itu lebih besar 10% ketimbang pendapatan EBIS tahun lalu yakni Rp 10 triliun.

Pendapatan long term

Alasan Telkom, perusahaan yang mengubah haluan investasi menjadi menyewa TI tadi, masih lebih sedikit ketimbang yang mempertahankan investasi. "Malah ini menjadi opportunity long term buat kami karena pendapatan berubah menjadi recurring income," ujar Awaluddin.

Selain itu, Telkom masih memiliki dua segmen klien bisnis lain, yakni small medium business atau UKM dan pemerintah. Untuk segmen pemerintah, Telkom mengklaim justru pendapatan segmen itu sepanjang semester I melampaui target. Pencapaian tesebut mendapat sokongan dari pengadaan jaringan fiber optik yang sudah menjangkau sekitar 478 kabupaten.

Dus, hingga akhir tahun 2015, Telkom tak mengubah proyeksi kontribusi pendapatan EBIS. Target kontribusi perusahaan tersebut adalah,  58% korporasi, 22% pemerintah dan 20% UKM.

Target kontribusi pendapatan dari segmen klien EBIS itu berbeda dengan peta kontribusi pendapatan Telkom secara keseluruhan. Dalam catatan keuangan terakhir per 30 Juni 2015, perusahaan itu membagi segmen klien bisnis menjadi empat, yakni perorangan, korporat, perumahan dan lain-lain.

Perorangan menjadi kontributor terbesar dengan pendapatan sebanyak Rp 34,14 triliun. Nilai tersebut setara dengan kontribusi 69,90% terhadap total pendapatan Rp 48,84 triliun.                  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Havid Vebri