Telkom Pasang Target Pelanggan Speedy 1,7 Juta



JAKARTA. Di tengah persaingan operator menawarkan layanan akses data cepat, PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom) berani memasang target pelanggan Speedy sebanyak 1,7 juta tahun ini.

Sampai akhir tahun lalu, jumlah pelanggan Speedy yang produk andalan Telkom itu baru mencapai 1,1 juta. Artinya, akan ada penambangan 600.000 pelanggan baru tahun ini. “Kami optimistis karena potensi pelanggan masih besar,” ujar Eddy Kurnia, Wakil Presiden Komunikasi Pemasaran dan Publik PT Telkom.

Demi mencapai target itu, Telkom akan menggerakkan tenaga pemasaran di seluruh kota besar untuk mengedukasi masyarakat tentang internet. “Targetnya adalah pelajar dari tingkat SD sampai SMU. Kami optimistis mereka sangat menyambut baik kehadiran dunia maya sebagai bagian dari hidup mereka sehari-hari,” tutur Eddy.


Untuk menggenjot penggunaan Speedy, Telkom juga berniat melanjutkan kerjasama dengan Ikatan Sport Sepeda Indonesia (ISSI) sebagai sponsor utama lomba balap sepeda Jakarta - Bali Speedy Tour d’Indonesia yang menempuh jarak 1.700 kilometer dengan 12 etape. “Kami sedang menunggu hasil evaluasi Speedy Tour d’Indonesia 2008. Jika menggembirakan, Telkom akan melanjutkan kerjasama,” kata Eddy lagi.

Saat ini, menurut Eddy, sekalipun pelanggan Flexi masih lebih besar dibanding Speedy, yakni sebesar 13 juta, namun pendapatan rata-rata pelanggan (ARPU) Flexi baru Rp 40.000 per bulan. Ini masih jauh dibanding rata-rata pendapatan pelanggan Speedy sebesar Rp 270.000 per bulan.

Eddy menambahkan, meski ada unsur komersial, langkah perluasan Speedy juga merupakan bagian dari program kepedulian Telkom terhadap masyarakat, khususnya dunia pendidikan.

Direktur Teknologi Informasi & Pasokan PT Telkom Indra Utoyo membeberkan, pada tahun 2008, pendapatan Telkom dari Speedy naik 162% dibanding tahun 2007 lalu. Sayang, ia enggan menyebutkan berapa besar angkanya.

Sejauh ini, kontribusi Speedy terhadap pendapatan Telkom secara keseluruhan mencapai 60%. Tahun ini, Telkom menargetkan kontribusi Speedy naik menjadi 64%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie