Telkom siap dekap perusahaan satelit di 2015



JAKARTA. PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) siap menuntaskan rencana mencaplok satu perusahaan satelit global tahun depan. Telkom berencana mengakuisisi mayoritas saham atau di atas 50% sebuah perusahaan satelit yang bercokol di wilayah Asia.

Kalau rencana ini tak meleset, akuisisi bisa tuntas semester I-2015. Aksi Telkom ini melalui salah satu anak usahanya, Telkom Internasional dan PT Infrastruktur Telekomunikasi Indonesia (Telkom Infratel). Telkom Infratel sendiri adalah anak usaha Telkom yang salah satu bisnisnya mengurusi bisnis satelit.

Sayang, manajemen Telkom belum bisa membeberkan identitas perusahaan satelit yang mereka incar. "Kami terikat non disclosure agreement, jadi belum bisa memberikan detail informasinya," terang Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama PT Telekomunikasi Indonesia Tbk, Indra Utoyo, Kamis (11/12).


Sebelumnya, mantan Direktur Utama Telkom Arief Yahya pernah mengungkap, kemungkinan perusahaan satelit yang akan diakuisisi berdomisili di Singapura dan Hong Kong.

Telkom juga belum bersedia berbagi informasi investasi untuk mendanai rencana akuisisi itu. Alih-alih menggunakan belanja modal 2015, perusahaan itu memilih berencana meminjam dana dari pihak ketiga.

Yang pasti, manajemen Telkom menjamin dana investasi akuisisi itu akan setimpal dengan proyeksi perolehan penghasilan. Sebab hitungan perusahaan itu, pendapatan bisnis penyewaan satelit di luar negeri lebih menggiurkan ketimbang di dalam negeri. 

Margin bisnis satelit di luar negeri 70% dari penyewa sedangkan di dalam negeri 30%. "Padahal, bisnis mobile di sana hanya 55%. Jadi, kami pilih kesempatan akuisisi perusahaan satelit," ujar Indra.

Namun, optimisme Telkom untuk mengempit sebuah perusahaan satelit tak sejalan dengan rencana akuisisi lain. Perusahaan berkode TLKM di Bursa Efek Indonesia itu berpotensi membatalkan mengakuisisi perusahaan operator seluler asal Selandia Baru yakni 2 Degrees Mobile. Alasannya, tak ada kecocokan harga dengan calon perusahaan yang akan mereka ambil.

Dihubungi secara terpisah, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara menyatakan, Kementerian Komunikasi akan berkoordinasi dengan Kementerian BUMN untuk menjadikan Telkom sebagai penggerak utama implementasi bisnis broadband plan (rencana pita lebar). "Kami ingin Telkom sebagai BUMN adalah penggerak utama broadband plan. Kami masih membicarakan dan menghitung insentif apa yang akan diberikan pemerintah," ujar Rudiantara di Kementerian BUMN, Kamis (11/12).

Sekadar mengingatkan, pemerintah menganggarkan Rp 278 triliun untuk program National Broadband Plan pada 2015. Program itu bertujuan agar seluruh wilayah Indonesia bisa terkoneksi internet.

Atas rencana itu, Indra menyatakan Telkom menyanggupi mendukung rencana pemerintah. Perusahaan itu siap membangun akses, backbone, dan konten jika memang ada insentif dan dukungan dari pemerintah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anastasia Lilin Yuliantina