Telkom (TLKM) Dukung Optimalisasi Pemanfaatan Energi Sektor Manufaktur melalui IoT



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) menghadirkan solusi teknologi Internet of Things (IoT) lewat platform Antares. 

EVP Digital Business and Technology Telkom, Komang Budi Aryasa memaparkan, penggunaan teknologi IoT yang ada di platform Antares IoT memainkan peran penting dalam mendukung energi berkelanjutan di industri manufaktur dengan berbagai cara, di antaranya lewat pemantauan dan pengendalian energi yang real-time, otomatisasi dan optimalisasi proses penggunaan energi, hingga pengumpulan data yang efisien untuk kebutuhan analisa dan pelaporan energi.

“Melalui platform Antares IoT dari Leap Telkom Digital, Telkom sebagai lokomotif digitalisasi di Indonesia turut berkomitmen agar tercipta penggunaan energi berkelanjutan yang terkontrol dengan baik di industri manufaktur. Penggunaan teknologi IoT menjadi penting, tidak hanya untuk kemajuan bangsa di bidang ekonomi, tetapi juga untuk menjaga lingkungan kita dari emisi gas rumah kaca berlebih,” ujar Komang, dalam siaran pers yang dikutip, Minggu (21/7). 


Dengan memanfaatkan platform IoT dari Antares, penggunaan energi di industri manufaktur dapat diidentifikasi dengan efektif dan efisien, termasuk mengetahui penggunaan energi yang tidak wajar. Hal ini karena Antares IoT mampu memusatkan data dan platform yang digunakan sudah terintegrasi dengan sistem maupun perangkat yang digunakan oleh masing-masing industri. 

Baca Juga: Daftar 10 Universitas Swasta Terbaik di Bandung Tahun 2024

Antares IoT juga mampu secara otomatis mengkonversi penggunaan energi menjadi nilai carbon emissioncarbon offset, dan neraca karbon guna mendukung terwujudnya lingkungan yang aman dan berkelanjutan.

Pelaku industri, khususnya manufaktur di Indonesia, lanjut dia, saat ini cenderung mencatat secara manual energi yang digunakan. Sistem manajemen energi di banyak perusahaan manufaktur juga belum terpusat sehingga proses analisa dan identifikasi penggunaan energi tidak bisa dilakukan secara real-time dan pendeteksian penggunaan energi menjadi lambat. 

“Dampak dari keterlambatan ini beragam, mulai dari pemborosan energi hingga potensi gangguan dalam operasional usaha. Proses perhitungan penggunaan energi secara manual tanpa bantuan sistem otomatisasi pun berpotensi menyebabkan kesalahan,” ujarnya. 

Pertumbuhan industri manufaktur di Indonesia tidak hanya mendukung kemajuan bangsa, tetapi juga berkontribusi pada peningkatan emisi karbon karena sifatnya yang membutuhkan banyak sumber daya. Selain itu, dampak perubahan iklim terhadap emisi karbon juga tidak dapat diabaikan. Pelaku industri manufaktur harus memahami pentingnya mitigasi perubahan iklim, serta pemantauan dan pengendalian konsumsi energi berkelanjutan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi