Telkom (TLKM): Sinergi Telkomsel dan IndiHome Bakal Terlaksana pada Tahun Depan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) menyatakan, merger antara Telkomsel dan IndiHome untuk menyinergikan layanan seluler dan fixed broadband akan dilaksanakan pada tahun 2023. Meskipun begitu, saat ini proses menuju sinergi sedang berjalan.

Direktur Strategic Portfolio Telkom Budi Setyawan Wijaya mengatakan, proses yang dimaksud adalah dengan mentransformasikan unit-unit terkait. Dengan begitu, saat sinergi mulai dijalankan, semuanya sudah siap sehingga target yang dituju bisa segera tercapai.

Sebagaimana diketahui, sinergi antara Telkomsel dan IndiHome merupakan bentuk dari strategi Fixed & Mobile Convergence (FMC) Telkom. Dengan cara ini, Telkom ingin memperkuat penetrasi pasar serta efisiensi biaya dan keunggulan operasi seiring dengan upaya dalam meningkatkan pengalaman terbaik pelanggan.


Sebelumnya, Telkom dan Singtel telah menandatangani nota kesepahaman untuk pengembangan inisiatif FMC. Selain itu, Telkom juga menjalin komunikasi intensif dengan pemangku kepentingan dan penyiapan tim transformasi di lingkungan internal.

Baca Juga: Peluang Global Sukses Solusi (RUNS) yang Mulai Melirik Segmen UMKM

Budi menyampaikan, sinergi ini akan membuat belanja modal (capital expenditure/capex) dan belanja operasional (operational expenditure/opex) Telkom menjadi lebih efisien. Lewat FMC, Telkom bertujuan untuk memperkuat positioning bisnis segmen konsumer Telkom Group di pasar Indonesia. 

"Setelah IndiHome bergabung dengan Telkomsel, perusahaan akan lebih luas menjangkau pelanggan, baik dari sisi kisaran produk dan harga dengan mengombinasikan keunggulan kompetitif di layanan fixed broadband dan seluler," kata Budi dalam acara Public Expose Live, Jumat (16/9).

Menurut Budi, sinergi antara Telkom dan IndiHome akan berjalan secara halus sehingga tidak akan memberikan dampak yang signifikan kepada pelanggan maupun pelanggan potensial. "Pasti ada masa transisi yang mana kami bisa set up proses ataupun operating model yang tepat sehingga pelanggan dan pasar potensial bisa tergarap secara optimal," tutur Budi.

Menurut Budi, potensi pasar layanan FMC di Indonesia masih sangat besar. Pasalnya, dari sekitar 60 juta rumah tangga yang ada di Indonesia, sebanyak 25 juta-30 juta rumah tangga mampu menjangkau home broadband. Sementara itu, total pelanggan dari semua operator home broadband saat ini masih di bawah 12 juta rumah tangga.

Akan tetapi, tidak semua rumah tangga dapat terjangkau layanan fiber to the home (FTTH). Menurut Budi, sebagiannya membutuhkan pendekatan dari sisi produk, teknologi, dan harga yang berbeda-beda, sesuai dengan kondisi masing-masing pelanggan.

"Dengan sinergi antara fixed broadband dan seluler, kami harap Telkom dapat memberikan rentang yang lebih luas dari sisi produk, teknologi, dan pilihan harga," tutur Budi.

Sebagai informasi, sepanjang paruh pertama tahun 2022, Telkom membukukan pendapatan konsolidasi sebesar Rp 72 triliun atau tumbuh 3,6% dibanding periode yang sama tahun lalu. Telkom mencatat EBITDA (Laba sebelum Bunga, Pajak, Depresiasi, dan Amortisasi) dan laba bersih sebesar Rp 39,4 triliun dan Rp13,3 triliun.

Baca Juga: Begini Progres Joint Venture Antam (ANTM) Dengan CBL dan LG Energy

Baik EBITDA maupun laba bersih tumbuh positif masing-masing sebesar 4,5% dan 6,9% year on year (yoy). IndiHome dan Telkomsel Digital Business terus menjadi mesin pertumbuhan dengan pencapaian masing-masing sebesar Rp 13,8 triliun atau tumbuh 7,4% yoy dan Rp 35,1 triliun atau tumbuh 5,2% yoy.

Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko TLKM Heri Supriadi menambahkan, Telkom akan mempertahankan dan terus berupaya menjadi pemimpin pasar melalui pendapatan yang bertumbuh di kisaran mid-single digit dengan tingkat profitabilitas EBITDA yang terjaga. Telkom berupaya mengoptimalkan belanja modal di sekitar 25%-27% dari total pendapatan pada tahun 2022.

"Capex akan digunakan untuk pengembangan fixed line business maupun mobile broadband dalam akuisisi pelanggan baru maupun mempertahankan kualitas layanan," kata Heri.

Sebagian capex juga akan dimanfaatkan ini untuk mengembangkan bisnis data center, menara, dan bisnis digital lainnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi