Telkomsel belum menggandeng bank



JAKARTA. Pelaku industri telekomunikasi menyambut baik rencana Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI) mensinergikan bisnis electronic money (e-money) antara perbankan dan perusahaan telekomunikasi. Telkomsel, salah satu pelaku bisnis e-money, mengatakan, perusahaan telekomunikasi terbesar ini sudah menjalin kerjasama dengan bank.

Bambang Supriogo, Vice President Mobile Commerce Telkomsel mengatakan, T-Cash - produk e-money Telkomsel - memang tidak menggandeng bank untuk produk. "Tapi, uang kami ada di perbankan semua. Lagipula T-Cash itu bisa diisi dari ATM. Jadi, bank juga pasti mendapat fee," terang Bambang, kepada KONTAN pekan lalu.

Bambang mengatakan, kerjasama antara perbankan dan industri telekomunikasi memang mengarah ke National Payment Gateway. Namun, ia tidak menjelaskan lebih lanjut soal hubungan Telkomsel dengan perbankan, apakah rencana kerjasama tersebut dapat berlangsung dalam waktu dekat.


Telkomsel menargetkan, menggaet 8 juta pengguna T-Cash hingga akhir tahun 2011. Hingga saat ini, anak usaha PT Telkom Indonesia ini sudah memiliki 6 juta pengguna uang elektronik buatannnya. Bambang optimistis target tersebut mampu tercapai. "Mungkin malah bisa mencapai sekitar 9 juta pelanggan," ungkap Bambang.

Dari total enam juta pengguna T-Cash tersebut, hanya sekitar setengah atau 3 juta pelanggan yang aktif melakukan transaksi setiap bulan. Nilai transaksi uang elektronik Telkomsel ini rata-rata Rp 70.000 per transaksi. Dari tiap transaksim, T-Cash, Telkomsel mendapat fee antara Rp 200 hingga Rp 250.

Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI) berupaya mensinergikan bisnis e-money antara perbankan dan industri telekomunikasi. Keduanya harus bersinergi agar bisnis e-money berkembang pesat untuk mewujudkan ide National Payment Gateway, gagasan Bank Indonesia (BI) untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015.

Berdasarkan data BI per Mei 2011, volume uang elektronik naik tipis menjadi 3,16 juta transaksi dengan total nilai Rp 67,08 miliar. Nilai transaksi ini tumbuh 13,22% dibandingkan bulan sebelumnya sebesar Rp 59,24 miliar. Tahun lalu, nilai transaksi uang elektronik mencapai Rp 693,64 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie