KONTAN.CO.ID - Tema dan logo Hari Oeang Nasional 30 Oktober dapat disimak di artikel ini. Sejarah Hari Oeang Nasional yang diperingati pada 30 Oktober adalah untuk mengenang lahirnya mata uang pertama Republik Indonesia, yaitu ORI. Oeang Republik Indonesia (ORI) diterbitkan pertama kali pada 30 Oktober 1976. Tujuan penerbitan ORI adalah untuk menggenapi kedaulatan bangsa dengan menjadi satu-satunya alat pembayaran yang sah di Indonesia.
Tema Hari Oeang 2023
Tema Hari Oeang 2023 adalah “Kemenkeu Melayani Lebih Baik” yang berarti mengingatkan Kementerian Keuangan untuk menjadi lebih baik lagi dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.Logo Hari Oeang ke-77 tahun 2023
- Strong foundation: Seperti jembatan lengkung, layanan publik dibangun di atas dasar yang kuat dari prinsip, nilai, dan sistem. Mereka berfungsi sebagai dukungan dan tulang punggung masyarakat, menyediakan layanan-layanan penting yang memenuhi kebutuhan publik.
- Stability and dependability: Jembatan lengkung dikenal karena stabilitasnya dan kemampuannya dalam menahan beban. Layanan publik juga menawarkan stabilitas dan keandalan dengan secara konsisten menyediakan layanan-layanan penting dan dukungan kepada warga.
- Connecting communities: Jembatan lengkung secara fisik menghubungkan dua titik, memungkinkan orang melewati rintangan seperti sungai atau lembah. Demikian pula, layanan publik menghubungkan komunitas, menyatukan orang-orang, dan mendorong inklusivitas serta koheasi sosial.
- Public infrastructure: Jembatan lengkung adalah proyek infrastruktur publik yang signifikan, meningkatkan konektivitas dan mobilitas. Layanan publik mencakup berbagai jenis infrastruktur publik penting, seperti layanan kesehatan, pendidikan, transportasi, dan utilitas.
- Efficient resource management: Jembatan lengkung dirancang untuk menggunakan bahan dengan efisien, mengurangi kebutuhan akan dukungan tambahan. Layanan publik memanfaatkan sumber daya secara efektif dan efisien.
- Symbol of progress: Jembatan lengkung telah lama dianggap sebagai simbol kecerdasan manusia dan kemajuan.
- Bridging the gasp: Jembatan lengkung menjembatani kesenjangan antara dua titik seperti layanan publik menjembatani kesenjangan dalam masyarakat.
- Engineering and collaboration: Konstruksi jembatan lengkung memerlukan kolaborasi antara profesional. Layanan publik butuh kolaborasi antara lembaga pemerintah, pejabat, dan pemangku kepentingan untuk merancang dan melaksanakan kebijakan program yang efektif.
- Timelessness: Jembatan lengkung bertahan selama berabad-abad. Layanan publik berusaha mengatasi kebutuhan jangka panjang komunitas dan masa depan berkelanjutan.
- Aesthetic elegance: Arsitektur jembatan lengkung indah. Layanan publik dirancang fokus pada estetika, aksesibilitas, dan pengalaman yang ramah pengguna untuk meningkatkan kepuasan layanan.