KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten penyedia layanan transportasi laut dan jasa pendukungnya, PT Temas Tbk (
TMAS) optimistis dapat membukukan peningkatan kinerja pada 2024. Temas juga menargetkan pendapatan bisa mencapai Rp 5 triliun di ujung tahun ini. Sekretaris Perusahaan Temas, Marthala Vigita mengungkapkan, TMAS memandang prospek bisnis pelayaran di tahun ini dengan optimistis. Katalis positifnya adalah pemilu yang telah berlangsung dengan aman dan damai. Selain itu, dorongan adanya proses pembangunan dan pemindahan IKN yang tengah dilakukan bertahap juga menjadi pendorongnya.
"Target pendapatan kami tetapkan sebesar Rp 5 triliun dan untuk kontrak baru, kami menargetkan kenaikan sebesar 8%-10% dari tahun lalu," ujar dia kepada KONTAN, Selasa (16/4).
Baca Juga: Sepanjang Tahun Ini, Temas (TMAS) Targetkan Kenaikan Laba Bersih 23% Guna mencapai target itu, TMAS siapkan langkah strategisnya yakni ikut berpartisipasi dalam program Tol Laut, menyempurnakan
system automation digital yang mempermudah koordinasi antar departemen, peremajaan armada dan peralatan penunjangnya, pembangunan
warehouse baru, pengembangan Pelabuhan dan PBM di daerah-daerah strategis, dan pengembangan bisnis. TMAS juga melakukan penambahan dua unit kapal, meningkatkan kapasitas angkutan sebesar 1.320 TEUs atau 26.952 DWT. Sampai saat ini, total kapal yang beroperasi 52 kapal, dengan jenis kapal
container dan kapal
multi purpose. Menanggapi adanya kenaikan tarif logistik akibat konflik yang terjadi Laut Merah kini membuat tarif logistik pengiriman kapal meningkat. Hal ini berimbas pada kinerja ekspor dan impor yang dilakukan sejumlah industri di Indonesia. Ketua Umum Asosiasi Logistik Indonesia Mahendra Rianto menyatakan, dampak dari konflik Laut Merah membuat sejumlah shipping line atau perusahaan pelayaran mengubah rutenya menjadi lebih jauh demi menghindari serangan di daerah konflik.
Baca Juga: Temas (TMAS) Bagikan Dividen Rp Rp 456,41 Miliar, Catat Jadwalnya Perubahan rute ini yang menyebabkan ongkos kirim logistik atau freight cost naik 40%-50%, baik untuk barang ekspor maupun impor. Ia menjawab bahwa secara domestik, Indonesia mempunyai iklim sendiri yang
tidak terpengaruh dengan kejadian International. Untuk tarif yang terjadi di Indonesia ditentukan dari
equilibrium supply dan
demand. "Dampak dari Konflik laut merah hanya dirasakan oleh Temas Bulker, anak usaha Perseroan, yang menyumbang sekitar 5%-10% dari total
revenue perseroan," katanya. Marthala melanjutkan, TMAS juga akan mengalokasikan belanja modal atau Capex
sebesar Rp 1,3 triliun yang akan digunakan untuk peremajaan kapal dan pembelian armada, perlengkapan, peralatan dan sarana penunjang lainnya, termasuk di dalamnya pengembangan bisnis baru di bidang energi. Melansir laporan keuangan per 31 Desember 2023, TMAS membukukan penurunan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebanyak 42,65% sepanjang tahun 2023.
Baca Juga: Lakukan Peremajaan Kapal, Temas (TMAS) Siapkan Capex Rp 1,3 Triliun pada 2024 Sementara laba bersih TMAS tercatat turun menjadi Rp 782,61 miliar, dibandingkan periode yang sama tahun 2022 sebesar Rp 1,36 triliun. Penurunan laba tersebut akibat dari turunnya pendapatan jasa TMAS sebanyak 11,73% menjadi Rp 4,30 triliun dari periode yang sama tahun 2022 sebesar Rp 4,87 triliun. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Noverius Laoli