Tembaga diramal masih bullish di kuartal I



JAKARTA. Mengawali perdagangan pada tahun ini, harga tembaga terkoreksi dibanding harga penutupan akhir tahun lalu. Secara volume, jumlah yang diperdagangkan pun masih belum kembali normal seperti sebelumnya.

Mengutip Bloomberg, Rabu (4/1) pukul 14.49 WIB, harga tembaga kontrak pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange turun 0,63% ke level US$ 5.500 per metrik ton. Akhir tahun lalu, tembaga ditutup pada level US$ 5.535 per metrik ton.

Andri Hardianto, analis PT Asia Tradepoin Futures mengatakan, koreksi ini terjadi karena tekanan penguatan indeks dollar Amerika Serikat (AS). Indeks dollar menguat seiring dengan rilis data manufaktur PMI AS bulan Desember yang membaik dari level 53,2 ke 54,7.


“Sebenarnya tembaga masih terlihat bullish di awal tahun. Minimal sampai kuartal I nanti,” ujarnya, Rabu (4/1).

Data Caixin manufaktur PMI China bulan Desember meningkat 1,96% ke level 51,9 dibanding bulan sebelumnya. Ini seolah memberi keyakinan akan terjadinya peningkatan permintaan tembaga sebagai komoditas industri. Dengan hasil itu secara umum logam industri kini berada dalam tren bullish.

Tak hanya itu, kata Andri, sentimen positif juga datang dari laporan stok tembaga di London Metal Exchange pada awal tahun yang turun ke level 10.400 ton. Hal ini berpeluang menaikkan kembali harga. Hingga kuartal I 2017, harganya diproyeksikan menembus US$ 6.000 per metrik ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini