Tembaga melaju ke atas US$ 5.000 per metrik ton



JAKARTA. Harga tembaga menguat ke level tertinggi sejak akhir April dan sempat menyentuh level US$ 5.000 per metrik ton. Kenaikan harga dipicu oleh harapan para pembuat kebijakan bersiap - siap memberi stimulus ekonomi sehingga mengangkat permintaan tembaga.

Mengutip Bloomberg, Rabu (13/7) harga tembaga kontrak pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange melonjak 3,4% menjadi US$ 5.032 per metrik ton sebelum di perdagangkan di level US$ 4.939,5 pada pukul 14.35 waktu Shanghai.

Penguatan harga di London menjelang rilis neraca perdagangan China pada Rabu sore (13/7) yang akan memberikan petunjuk tentang kondisi ekonomi pada produsen sekaligus konsumen tembaga terbesar.


Para ekonom memperkirakan Bank Of England (BOE) akan melonggarkan kebijakan pada pertemuan minggu ini menyusul keluarnya Inggris dari Uni Eropa (Brexit).

Sementara perdana menteri Jepang, Shinzo Abe menyatakan dirinya akan meminta stimulus fiskal lebih banyak untuk menggenjot perekonomian. Saham Asia pun naik menunggu level tertinggi tahun ini.

"Data neraca perdagangan China akan menjadi kunci utama untuk mengamati sinyal bagaimana ekonomi berjalan," ujar Li Ye, seorang analis Shenyin Wanguo Futures Ltd, seperti dikutip Bloomberg.

"Rally harga baru - baru ini lebih karena likuiditas dan kuatnya sentimen di pasar komoditas. Adanya kelebihan pasokan tidak benar - benar mendukung harga ke atas US$ 5.000 per metrik ton," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto