JAKARTA. PT Tembaga Mulia Semanan Tbk ingin memperbesar penjualan kabel ke sektor otomotif. Perusahaan itu berharap bisa menyuplai kabel aluminium kepada produsen mobil di dalam negeri. Kabel aluminium tersebut akan melengkapi kabel tembaga yang terlebih mereka jual ke sektor otomotif. "Makanya kami juga sedang promosikan kabel aluminium ke agen tunggal pemegang merek, masih lihat perkembangan pasarnya," kata Direktur PT Tembanga Mulia Semanan Tbk Herry Setyono usai acara rapat umum pemegang saham (RUPS), Rabu (1/6). Hanya saja, Tembaga Mulia masih merahasiakan ATPM mana yang dibidik. Yang pasti, itu bukan rencana mereka satu-satunya pada tahun ini. Tembaga Mulia juga ingin memperluas jangkauan pasar ekspor.
Target pasar ekspor Tembaga Mulia adalah negara di kawasan Oceania, Asia Selatan dan Asia Tenggara. Tiga negara di kawasan Asia Tenggara yang sedang mereka bidik yakni Myanmar, Kamboja dan Laos. Tembaga Mulia memiliki alasan kuat mengincar tiga kawasan tadi. Menurut mereka, sejumlah proyek infrastruktur di tiga kawasan tersebut sedang meningkat seiring proyek infrastruktur yang sedang dibangun pemerintah negara setempat. Mengintip laporan keuangan terakhir di Bursa Efek Indonesia (BEI) per 31 Maret 2016, penjualan ekspor Tembaga Mulia mencapai US$ 45,74 juta. Nilai ekspor tersebut setara dengan 41,51% terhadap total penjualan US$ 110,19 juta. Kontribusi selebihnya berasal dari penjualan di pasar domestik. Demi mengimbangi rencana perluasan pasar, Tembaga Semanan bermaksud meningkatkan kapasitas produksi copper rod atawa batang tembaga menjadi 110.000 ton per tahun. Mereka menyediakan dana investasi sebesar US$ 2 juta untuk memuluskan rencana itu. "Kami meng-upgrade mesin," terang Herry. Asal tahu saja, hingga kini kapasitas produksi batang tembaga Tembaga Semanan sebesar 100.000 ton per tahun. Kapasitas produksi tersebut lebih dari separuh dari total kapasitas produksi dari berbagai produk yang mencapai 187.000 ton per tahun. Sisa kapasitas produksi Tembaga Semanan berasal dari tiga produk lain. Perinciannya; 30.000 ton per tahun copper wire alias kawat tembaga, 55.000 ton per tahun aluminium rod atau batang aluminium dan 2.000 ton per tahun aluminium wire atawa kawat aluminium. Bisnis masih stagnan Meski kapasitas produksi bertambah, tak serta-merta Tembaga Semanan mematok target produksi sama dengan kapasitasnya. Tahun ini, perusahaan berkode TBMS di BEI tersebut menargetkan volume produksi tembaga dan aluminium sebanyak 75.600 ton per tahun. Patut dicatat, target produksi tahun 2016 turun 4,3% ketimbang realisasi produksi pada tahun 2015 yakni 79.000 ton per tahun. Manajemen Tembaga Semanan beralasan, lesu harga komoditas tahun ini masih akan menjadi tantangan bisnis.
Maka dari itu, Tembaga Semanan hanya berani menargetkan kinerja pendapatan stagnan dibandingkan dengan tahun 2015. Pendapatan mereka tahun lalu yakni US$ 516,63 juta. "Dari indeks harga saat ini, harga masih lesu jadi pendapatan kami juga masih berkurang," ujar Herry. Hingga akhir April 2016, Tembaga Semanan sudah merealisasikan produksi sebanyak 27.406 ton. Jika mengacu pada target produksi sepanjang tahun ini, berarti perusahaan tersebut sudah memenuhi 36,25% target. Sementara per kuartal I-2016 yang lalu, penjualan neto Tembaga Semanan turun 17,04% menjadi US$ 110,19 juta. Beruntung, penurunan top line tak menjalar hingga bottom line. Pada periode ini, rapor Tembaga Semanan malah membiru menjadi US$ 2,32 juta. Pada kuartal I-2015 mereka rugi US$ 0,47 juta. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Dikky Setiawan