Tembaga Mulia (TBMS) belum bidik pertumbuhan tinggi tahun ini



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produsen batang dan kawat, berbahan tembaga serta aluminium, PT Tembaga Mulia Semanan Tbk (TBMS) tak ingin berharap yang muluk-muluk terhadap bisnis di tahun ini. Perseroan masih berusaha menjaga serapan produknya di pasaran.

Apalagi performa bisnis perseroan sepanjang kuartal-I 2019 mengalami penurunan. Merujuk pada laporan keuangan perseroan, penjualan selama kuartal-I 2019 tercatat senilai US$ 161,86 juta atau turun 14% dibandingkan periode yang sama tahun lalu IS$ 188,27 juta.

"Tahun ini tahun politik yang menjadi salah satu faktor (penurunan) itu kadang-kadang customer wait and see, khususnya pasar di domestik. Namun diharapkan kuartal-II bisa berlangsung normal kembali," ungkap Hengky Kartasasmita, Direktur Independen TBMS saat paparan publik perseroan berlangsung, Rabu (15/5).


Adapun beban pokok penjualan turut berkurang 14% year on year (yoy) di kuartal pertama tahun ini, US$ 156,5 juta. Laba kotor juga melemah 4,4% dari US$ 5,61 juta di kuartal-I 2018 menjadi US$ 5,36 juta di kuartal-I 2019.

Alhasil laba bersih yang tersisa ialah US$ 1,22 juta di sepanjang tiga bulan pertama tahun ini atau tergerus 30% dibandingkan periode yang sama tahun lalu US$ 1,75 juta. Manajemen mengatakan, setting budget sales dan marketing tahun ini bakal turun dibandingkan tahun lalu.

Kalau melihat annual report TBMS 2018, tercatat target nilai penjualan di tahun 2019 adalah sebesar US$ 706 juta atau turun sebesar 4% dari hasil aktual di tahun 2018 senilai US$ 737 juta.

"Customer tunggu hasil pilpres dan ini berkaitan juga dengan proyek PLN. Target kami memang sedikit turun," sebut Hengky. Customer TBMS diketahui mayoritas produsen kabel, dimana tender PLN yang belum dilaksanakan turut mempengaruhi penyerapan produk kabel tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto