Tembaga terpuruk tersengat Yunani



JAKARTA. Harga tembaga ikut rontok mengikuti harga komoditas lainnya. Penyebabnya, kekhawatiran Yunani akan keluar dari zona euro kembali menyeruak.

Sentimen itu muncul seiring rencana Troika, kreditur internasional untuk Yunani, akan segera menilai kemajuan langkah-langkah pelaksanaan penghematan negara itu. Namun, pasar memandang skeptis Yunani mampu memenuhi komitmen penghematan anggaran yang telah disepakati.

"Ini membuat krisis utang di zona euro kembali menyedot perhatian pasar, membuat dollar Amerika Serikat (AS) terapresiasi dan membuat harga komoditas tergerus," ujar Daniel Briesemann, analis Commerzbank AG, kepada Bloomberg.


Harga kontrak tembaga untuk pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange, Jumat (20/3), melemah 2,01% menjadi 7.545 per ton, dibanding harga kontrak sehari sebelumnya. Sementara, harga kontrak tembaga di pasar Comex untuk pengiriman September 2012, kemarin (23/7), juga melemah 3,85% menjadi US$ 3,48 per pound dalam sepekan.

Selain sentimen dari Benua Biru, ekspektasi permintaan tembaga yang melemah dari China akibat perlambatan ekonomi yang dialami negara itu makin menekan harga logam ini.

Song Guoqing, Anggota Akademik Komite Kebijakan Moneter Bank of China, menuturkan, ekspansi ekonomi China terhambat karena pertumbuhan ekonomi negara ini pada kuartal kedua hanya 7,4%. Angka ini menurun dibandingkan pada kuartal sebelumnya yang sebesar 7,6%.

Ibrahim, analis Harvest International Futures, menyatakan, sentimen negatif dari Eropa juga datang dari yield obligasi Spanyol yang melebihi ekspektasi atau lewat dari 7%. Yield obligasi Spanyol bertenor lima tahun sempat melambung 10 basis poin (bps) hingga menyentuh level 7,368%.

Selain itu, secara teknikal, beberapa indikator mengonfirmasi pelemahan komoditas ini. Relative Strength Index (RSI) menunjukkan 70% arah tembaga menuju area negatif.

Begitu juga dengan stochastic 90% mengarah ke bawah sehingga ada potensi tren pelemahan berlanjut. “Selama sepekan tembaga masih akan melemah di kisaran US$ 7.497 – US$ 7.556 per ton,” prediksi Ibrahim.

Kiswoyo Adi Joe, analis Askap Futures, mengatakan, tembaga baru saja menembus garis tengah bollinger band sehingga dia akan mengincar ke arah support di level US$ 7.500 per ton. "Selain itu, pasar sedang pesimistis terhadap kondisi ekonomi China dan Eropa sehingga belum ada sentimen positif untuk tembaga,” tambahnya.

Hitungan Kiswoyo, dalam sepekan harga tembaga akan bergerak di kisaran US$ 7.500 hingga US$ 7.600 per ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini