JAKARTA. Di tengah penurunan produktivitas tembakau karena anomali cuaca. Petani tembakau kembali diresahkan dengan rencana pengendalian tembakau. Konvensi pengendalian tembakau atau yang dikenal Framework Convention on Tobacco Control (FCTC) dikhawatirkan akan mendorong kenaikan impor tembakau. Budidoyo, Sekretaris Jenderal Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) mengatakan, saat ini petani tembakau dalam negeri sudah kesulitan untuk menggenjot produksi. Kondisi cuaca tanah air dengan curah hujan tinggi pada tahun lalu telah membuat produksi tembakau turun hingga 40%. Jika tahun ini petani kembali lagi dihajar wacana pembatasan tembakau. Petani tembakau dipastikan kian nelangsa. Berdasarkan data APTI tahun lalu produksi tembakau sekitar 120.000 ton meleset dari target produksi sebesar 200.000 ton. Padahal kebutuhan tembakau untuk produksi rokok saja mencapai 300.000 ton tahun lalu.
Tembakau dikendalikan, impor bakal meningkat
JAKARTA. Di tengah penurunan produktivitas tembakau karena anomali cuaca. Petani tembakau kembali diresahkan dengan rencana pengendalian tembakau. Konvensi pengendalian tembakau atau yang dikenal Framework Convention on Tobacco Control (FCTC) dikhawatirkan akan mendorong kenaikan impor tembakau. Budidoyo, Sekretaris Jenderal Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) mengatakan, saat ini petani tembakau dalam negeri sudah kesulitan untuk menggenjot produksi. Kondisi cuaca tanah air dengan curah hujan tinggi pada tahun lalu telah membuat produksi tembakau turun hingga 40%. Jika tahun ini petani kembali lagi dihajar wacana pembatasan tembakau. Petani tembakau dipastikan kian nelangsa. Berdasarkan data APTI tahun lalu produksi tembakau sekitar 120.000 ton meleset dari target produksi sebesar 200.000 ton. Padahal kebutuhan tembakau untuk produksi rokok saja mencapai 300.000 ton tahun lalu.