Tembus Rp 15.000 per dolar AS, kemana lagi arah rupiah?



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Jumlah korban akibat virus corona yang terus bertambah membuat rupiah tertekan. Kurs tengah Bank Indonesia (BI) mencatat rupiah pada Selasa (17/3) ditutup Rp 15.083 per dolar Amerika Serikat (AS), melemah sebesar 1,79%. Sedangkan di pasar spot, rupiah juga ditutup melemah sebesar 1,61% di Rp 15.173 per dolar AS.

Analis Monex Investindo Faisyal menilai, pelemahan rupiah tak terlepas dari perkembangan jumlah korban virus corona di Indonesia. Tak hanya rupiah, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga terkena imbas sehingga investor asing melakukan aksi jual.“Virus corona membuat rupiah merana,” kata Faisyal.

Baca Juga: Menebak arah suku bunga BI saat wabah corona merebak di Indonesia


Setali tiga uang, Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan sentimen utama pergerakan mata uang masih diselimuti oleh pandemi virus corona. Jumlah yang terus meningkat membuat pelaku pasar khawatir.

Sebagai informasi, bank sentral di sejumlah negara telah melakukan pemangkasan suku bunga guna menstabilkan ekonomi. Faisyal berpendapat, pelaku pasar saat ini sedang menunggu langkah BI. Seberapa agresif BI menentukan langkah kebijakan. Mengingat pemangkasan suku bunga yang dilakukan The Fed pada Minggu (15/3) tidak terlalu berdampak.

Sementara, Josua melihat kemungkinan BI untuk memangkas suku bunga akan sedikit terhambat oleh tekanan stabilitas mata uang.

Baca Juga: Bahana TCW: Investor bisa ambil posisi untuk menikmati keuntungan jangka panjang

Melihat kondisi itu, Faisyal melihat kemungkinan rupiah untuk melemah akan terus berlanjut. Faisyal menghitung rupiah Rabu (17/3) akan bergerak di rentang Rp 14.960per dolar AS–Rp 15.250 per dolar AS. Sedang, Josua menghitung rupiah akan bergerak di rentang Rp 14.900 per dolar AS–Rp 15.225 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati