Tempat ibadah kembali dibuka, epidemiolog sarankan tetap jaga prokes hindari Covid-19



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Angka penularan virus corona (Covid-19) di Indonesia terus melandai. Pemerintah pun mulai memperbolehkan masyarakat untuk beribadah di tempat ibadah umum.

Meski begitu, Epidemiolog dari Griffith University di Australia Dicky Budiman mengatakan, masyarakat tetap harus memilah-milah tempat ibadah yang akan didatangi. Misalnya, dengan memperhatikan masalah ventilasi, sirkulasi udara, hingga luas tempat ibadah itu sendiri guna mencegah penyebaran virus corona.

“Sebab tempat ibadah yang minim ventilasi dan sirkulasi udara tidak boleh dikunjungi orang terlalu banyak, harus tetap ada batasan juga. Jadi jangan serta merta misalnya sudah bisa dikunjungi 75% orang, otomatis semua tempat ibadah bisa 75%, lain halnya mungkin dengan tempat ibadah yang sirkulasi udaranya bagus maka bisa penuh kapasitas,” jelas Dicky kepada Kontan.co.id, Jumat (12/11).

Selain memperhatikan masalah tempat ibadah itu sendiri, Dicky juga tidak lupa menyarankan agar masyarakat untuk tetap taat protokol kesehatan. Prokes tersebut yakni dengan mencuci tangan, tidak bersalaman, memakai masker, dan tetap berjaga jarak.

Selain itu, diharapkan setiap rumah ibadat mempunyai sistem seperti PeduliLindungi yang bisa mendeteksi seseorang sudah divaksinasi atau tidak. Dengan begitu maka pengunjung ke tempat ibadah pun bisa diseleksi, dan dapat dipastikan yang datang ke tempat ibadah tersebut adalah orang-orang yang aman.

Baca Juga: WFO mulai kembali diterapkan, catat 5 persiapan yang harus dilakukan

Dicky sendiri menceritakan pengalamannya saat di Australia. Ketika hendak beribadah ke masjid, dia melakukan scan barcode terlebih dahulu seperti aplikasi PeduliLindungi, dan memastikan yang beribadah ke masjid tersebut sudah melakukan vaksinasi, dan tidak ada kontak dengan penderita Covid-19. Selain itu dirinya juga tidak lupa menerapkan prokes seperti menggunakan masker dan mencuci tangan.

Dicky menambahkan, di Australia sendiri ada seorang penjaga masjid yang sudah dilatih mengenai apa yang harus dilakukannya, seperti mengecek dan mengingatkan kepada masyarakat yang hendak beribadah agar selalu memenuhi dan menerapkan peraturan yang ada.

Sebab, dengan begitu setidaknya dapat meminimalisir penyebaran virus Covid-19 jika memang ada yang terpapar. “Tanpa adanya screening itu akan sulit, kalau yang datang ke tempat ibadah kebanyakan yang tidak di vaksinasi maka itu yang berbahaya,” pungkas Dicky.

#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan #cucitangan #cucitanganpakaisabun

Selanjutnya: 4 Vitamin untuk meningkatkan daya tahan tubuh ini Anda butuhkan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari