KONTAN.CO.ID - Meski sudah berhasil memproduksi tempe dengan kualitas premium, para perajin tempe di Desa Geneng, Kecamatan Prambanan, Klaten, Jawa Tengah harus kembali bergelut dengan pemasaran. Bagi mereka, tak mudah menjual tempe Echo Sari ke pasar. Sebab, penetapan harga jual sebesar Rp 3.000 per bungkus dianggap terlalu tinggi untuk konsumen di sana. Alhasil, mereka harus tepat membidik target pasarnya. Pantang menyerah, para perajin terus melakukan edukasi dan promosi ke masyarakat di sekitar Desa Geneng tentang keunggulan tempe produksinya. Bahkan, mereka juga rajin mengikuti pameran atau bazar di wilayahnya untuk memperkenalkan teme Echo Sari secara langsung kepada konsumen.
Tempe ini produksi ibu-ibu rumah tangga Desa Geneng, Klaten (3)
KONTAN.CO.ID - Meski sudah berhasil memproduksi tempe dengan kualitas premium, para perajin tempe di Desa Geneng, Kecamatan Prambanan, Klaten, Jawa Tengah harus kembali bergelut dengan pemasaran. Bagi mereka, tak mudah menjual tempe Echo Sari ke pasar. Sebab, penetapan harga jual sebesar Rp 3.000 per bungkus dianggap terlalu tinggi untuk konsumen di sana. Alhasil, mereka harus tepat membidik target pasarnya. Pantang menyerah, para perajin terus melakukan edukasi dan promosi ke masyarakat di sekitar Desa Geneng tentang keunggulan tempe produksinya. Bahkan, mereka juga rajin mengikuti pameran atau bazar di wilayahnya untuk memperkenalkan teme Echo Sari secara langsung kepada konsumen.