Temuan uang palsu di Lampung melonjak



BANDAR LAMPUNG. Jumlah temuan uang palsu yang beredar di Lampung selama kuartal IV 2012 mencapai Rp 92,8 juta. Hasil temuan itu dilaporkan ke Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPBI) Lampung.

Berdasarkan laporan Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPBI) Lampung, secara kumulatif tahunan, jumlah uang palsu yang ditemukan dan dilaporkan mengalami peningkatan cukup tinggi, yakni 65,27% (year on year) dari Rp 188,56 juta pada 2011 menjadi Rp 311,64 juta pada 2012.

Sedangkan jumlah bilyet uang palsu sepanjang 2012 mencapai 4.005 lembar. Nunu Hendrawanto, peneliti ekonomi Madya BI Lampung mengatakan, dari jumlah uang palsu yang ditemukan, pecahan yang paling banyak dipalsukan Rp 100.000 (69,92%) dan pecahan Rp 50.000 (27,37%).


"Uang palsu kedua pecahan itu bila ditotal mencapai 97,29 persen. Sisanya terbagi pecahan uang yang lebih kecil," kata Nunu, Minggu (10/2). Secara rinci, persentase temuan uang palsu di Lampung meliputi pecahan Rp 20.000 (1,08%), pecahan Rp 10.000 (0,18%), dan pecahan Rp 5.000 (0,27%).

Nunu mengatakan, meningkatnya jumlah temuan uang palsu menunjukkan pemahaman serta kesadaran masyarakat semakin baik untuk memastikan keaslian uang rupiah dan melaporkan ke perbankan ketika menemukan uang rupiah yang diragukan keasliannya.

Selain temuan uang palsu yang mengalami peningkatan, jumlah bilyet di Lampung juga mengalami peningkatan 9,42 % (qtq) dari 1.009 lembar menjadi 1.104 lembar.

"Dengan adanya peningkatan temuan uang palsu dan penurunan jumlah aliran uang masuk menyebabkan rasio jumlah uang palsu terhadap aliran uang masuk (inflow) meningkat, yakni dari 0,0034 persen dari triwulan sebelumnya menjadi 0,0063 persen di triwulan IV," papar Nunu.

Sepanjang 2012, jumlah UTLE mengalami penurunan drastis bila dibandingkan tahun 2011. Penurunan ini terjadi sejak awal 2012. Dalam rangka pemenuhan kebutuhan uang pecahan di masyarakat, Bank Indonesia senantiasa menyediakan uang kartal layak edar baik melalui kas keliling maupun loket penukaran uang di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Lampung. (Sanusi/Tribunnews)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Asnil Amri